Jumat 09 Nov 2012 12:04 WIB

Napi Muslim Mau Jutaan Rupiah? Hafal-lah Alquran

Rep: Muhammad Hafil/ Red: Dewi Mardiani
Sejumlah narapidana di Lapas (ilustrasi).
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Sejumlah narapidana di Lapas (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), Sihabudin, menantang para narapidana se-Indonesia untuk bisa menghafal satu juz Alquran. Bagi narapidana yang bisa menjawab tantangan itu akan diberikan hadiah jutaan rupiah.

"Saya tantang narapidana dan tahanan se-Indonesia untuk bisa menghafal dan membacakan satu juz Alquran. Bagi yang bisa saya kasih Rp 2,5 juta. Kalau dia sanggup hafal lima juz berarti bisa dapat Rp 12,5 juta," kata Sihabudin di Rumah Tahanan (Rutan) Siak, Kabupaten Siak, Riau, Jumat (9/12).

Sihabudin mengutarakan tantangannya itu di depan puluhan tahanan  yang akan menunaikan ibadah Shalat Jumat di masjid Rutan Siak. Namun, puluhan tahanan itu tak ada yang menyanggupi tantangan Sihabudin tersebut.

Mereka malah ada yang menawar kepada Sihabudin untuk bisa menghafal surat-surat Alquran yang pendek-pendek saja. Tetapi, Sihabudin menolak tawaran dari para tahanan itu. "Jangan surat-surat pendek dong," katanya.

Menurut Sihabudin, tantangan itu selalu ia utarakan setiap mengunjungi Rutan dan Lapas (Lembaga Pemasyarakatan) di seluruh Indonesia. Hingga saat ini, belum satupun narapidana yang berhasil menjawab tantangan itu. "Tapi kemarin sudah ada laporan dari Kepala  Rutan Kraksaan Jawa Timur bahwa tahanannya ada yang sanggup menjawab tantangan saya. Dan saya akan segera ke sana untuk membuktikannya," kata Sihabudin.

Pada kesempatan itu, Sihabudin memberi pesan kepada narapidana bahwa untuk bisa menghafal Alquran bukan sekedar dibaca. Tetapi, harus dihafal secara berulang-ulang. "Nah kalau sudah dibaca berulang-ulang, Insya Allah nanti akan bisa," kata Sihabudin yang juga penghafal Alquran dan fasih berbahasa Arab itu.

Menurutnya, tantangannya tersebut bertujuan untuk membuat para tahanan dan narapidana memiliki kesibukan dalam urusan agama. Sehingga, kebutuhan rohani mereka akan terpenuhi dan secara tak langsung akan memperbaiki akhlak atau budi pekerti mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement