Jumat 09 Nov 2012 11:00 WIB

Enam Perusahaan Berencana Hengkang dari Bekasi

Demo buruh tuntut kenaikan UMP (ilustrasi).
Foto: Demo buruh tuntut kenaikan UMP (ilustrasi).
Demo buruh tuntut kenaikan UMP (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,BEKASI--Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Jawa Barat, Dedi Wijaya mengatakan bahwa sedikitnya enam perusahaan di Cikarang, Kabupaten Bekasi, berniat menarik investasinya karena situasi yang dinilai kurang kondusif.

"Kami berencana mengadakan pertemuan dengan sejumlah perusahaan asing yang berniat menarik investasi mereka akibat situasi yang dianggap kurang kondusif," ungkap Dedi Wijaya di Cikarang, Jumat.

Menurut dia, situasi yang dianggap para pengusaha kurang kondusif adalah makin maraknya aksi demonstrasi kalangan buruh dari berbagai serikat pekerja di wilayah setempat yang mempengaruhi menurunnya porduktivitas kerja.

Dedy mengaku enggan menyebutkan nama-nama perusahaan asing tersebut kepada publik guna menjaga kondusivitas perusahaan. "Kami akan mengajak kembali para pengusaha untuk tetap berinvestasi dengan berbagai pendekatan positif," katanya.

Menurut dia, tidak terjaminnya keamanan stabilitas perekonomian setempat membuat pengusaha tersebut resah dan takut berinvestasi. "Persoalan itu yang menjadi pengakuan mereka kepada Apindo," katanya.

Menurut dia, ujuk rasa kalangan buruh setempat kerap terjadi hampir setiap hari di berbagai lokasi. Situasi itu selain merugikan pengusaha, juga merugikan kalangan pengguna jalan akibat dampak kemacetan lalu lintas yang ditimbulkan.

Dia mengatakan, Apindo akan mengawasi deklarasi kesepahaman antara Pemerintah Provinsi, Dinas Tenaga Kerja, dan Serikat Pekerja telah ditandatangani bersama pada Kamis (8/11).

Menurut dia, kesepahaman ini menjadi titik awal perbaikan iklim investasi ekonomi di tujuh kawasan industri Bekasi yang akan disosialisasikan.

"Kami berharap, para pengusaha tidak hengkang, karena akan mengganggu keharmonisan perekonomian di Indonesia," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement