Kamis 08 Nov 2012 10:50 WIB

Demokrasi Indonesia Diakui Australia dan Korsel

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Australia dan Korea Selatan memuji perkembangan demokrasi di Indonesia yang membawa manfaat bagi kemajuan sektor kehidupan lainnya, seperti di bidang ekonomi, keamanan, dan stabilitas politik.

Presiden Korea Selatan Lee Myung Bak saat menyampaikan pidato dalam pembukaan Bali Democracy Forum di Nusa Dua Bali, Kamis (8/11) pagi, mengatakan Indonesia saat ini menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia dan masuk menjadi salah satu negara anggota G-20 dengan bekal penerapan nilai-nilai demokrasi yang terus ditingkatkan setiap waktu.

"Saya percaya demokrasi salah satu capaian terbesar dalam kemanusiaan. Demokrasi bisa menjadi alat untuk menentukan nasib sendiri," kata Lee yang dalam pelaksanaan BDF kali ini menjadi ketua bersama-sama dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan PM Australia Julia Gillard.

Lebih jauh Presiden Lee mengatakan salah satu nilai demokrasi adalah penghormatan terhadap hak asasi manusia. Menurutnya penerapan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia harus menjadi dasar dari semua langkah negara termasuk dalam pencapaian kemajuan ekonomi dan keamanan.

"Saya yakin bahwa memajukan HAM melebihi batas negara sangat penting bagi kemajuan keamanan dan kemajuan ekonomi. Pencapaian keamanan internasional dan ekonomi harus menghormati HAM," katanya.

Sementara itu PM Gillard mengatakan Indonesia merupakan salah satu negara demokrasi terbesar di dunia dan pihaknya senang dapat bekerja sama dengan Indonesia untuk pengembangan nilai-nilai demokrasi di kawasan. Gillard memuji pelaksanaan BDF dimana semua pihak secara terbuka bisa menyampaikan pandangan tentang nilai-nilai demokrasi tanpa dibatasi sekat.

"Dalam forum ini, nilai-nilai demokrasi disampaikan secara terbuka, tidak dalam ruangan tertutup seperti yang dilakukan oleh negara-negara yang mengaku demokratis," katanya. Australia senang bisa terlibat bersama-sama Indonesia mengembangkan nilai-nilai demokrasi, kata Gillard.

Menurutnya, dalam pengembangan nilai demokrasi dapat dilakukan sejumlah hal seperti membantu negara yang butuh meningkatkan kapasitasnya antara lain melalui peningkatan kapasitas dalam proses pemilihan umum dan peningkatan kapasitas bagi kalangan masyarakat sipil.

Australia dan Korea Selatan menyambut baik adanya Institute of Peace and Democracy yang diiniasi oleh penyelenggara BDF, dalam hal ini Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri RI yang akan mengimplementasikan capaian-capaian BDF.

Bali Democracy Forum V akan berlangsung hingga Jumat (9/11). Pada hari pertama, Kamis, selain dilakukan upacara pembukaan, juga akan dilakukan sesi debat umum I dan II, sesi foto para pemimpin negara yang hadir, dan keterangan pers yang dilakukan oleh Presiden Yudhoyono, Presiden Lee Myung Bak, dan PM Gillard sebagai ketua bersama forum BDF V.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement