REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pasokan BBM ke SPBU yang ada di Sumbar mulai normal setelah adanya kesepakatan dengan pengunjuk rasa yang selama ini bekerja sebagai pekerja informal di Depot Bungus Teluk Kabung.
Namun begitu, General Manager Regional I Sumatera Bagian utara, Gandi Sriwidodo di Padang, Kamis, mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum menghitung kerugian yang dialami Pertamina akibat aksi tersebut.
"Kami belum menghitung kerugiannya, sehingga belum bisa dipastikan angkanya, akibat tidak adanya pasokan selama dua hari ke SPBU di Sumbar," kata Gandi.
Ia mengatakan, mulai Rabu malam (7/11), penyaluran kembali dilaksanakan, dan diupayakan dapat semaksimal mungkin memenuhi kebutuhan BBM bagi masyarakat.
Terhentinya pasokan BBM ke SPBU yang ada di Sumbar telah berlangsung selama dua hari sejak Selasa (6/11) hingga Rabu (7/11), karena adanya unjuk rasa memprotes kebijakan baru pengisian dan distribusi BBM, yang masuk di dalamnya pengaturan operasional truk tangki dan sopir truk yang terdaftar secara resmi oleh Pertamina.
Akibat unjuk rasa tersebut, truk-truk pengangkut BBM tidak beroperasi, sehingga kelangkaanpun terjadi, bahkan berimbas pada mahalnya harga jual premium di tingkat pengecer yang mencapai Rp 8 ribu per liternya.
Pihak pertamina sejak Rabu malam (7/11), telah menargetkan untuk dapat menyalurkan 2.000 kiloliter BBM baik itu premium, solar, hingga minyak tanah, kepada masyarakat.