Rabu 07 Nov 2012 12:58 WIB

Ekspor Rotan Cirebon Meningkat 40 Persen

Rep: Lilis Handayani / Red: M Irwan Ariefyanto
Perajin Rotan
Foto: Antara
Perajin Rotan

REPUBLIKA.CO.ID,CIREBON – Keran ekspor bahan baku rotan resmi ditutup pemerintah tepat setahun yang lalu. Hasilnya, ekspor furniture rotan Cirebon ke luar negeri meningkat sekitar 40 persen.

  ‘’Fantastik, ini peningkatan yang signifikan,’’ ujar Ketua Umum Masyarakat Pekerja Pengrajin Rotan Seluruh Indonesia (MPPRSI), Badrudin, kepada ROL, Rabu (7/11).

 

Hal itu diketahui berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan para pengusaha rotan Cirebon di Kota Cirebon, Selasa (6/11) malam. Dalam kesempatan tersebut, juga dilakukan pengukuhan Pengurus Daerah Asosiasi Mebel Kayu dan Rotan Indonesia (AMKRI) Cirebon.

Badrudin menjelaskan, sejak keran ekspor bahan baku rotan dibuka pada 2005, ekspor furniture rotan dari Cirebon rata-rata hanya sekitar 800 - 1.200 kontainer per bulan. Namun sejak setahun terakhir, ekspor furniture rotan rata-rata mencapai 1.900 kontainer per bulan.

Badrudin menyebutkan, negara tujuan ekspor furniture rotan saat ini pun semakin luas. Tak hanya Belanda, Jerman, dan Belgia yang selama ini menjadi tujuan utama, ekspor furniture rotan Cirebon juga telah merambah Amerika, negara-negara di Eropa Timur, hingga Afrika.

Seperti diketahui, sebelum era 2005an, Kabupaten Cirebon dikenal sebagai daerah penghasil furniture rotan terbesar se-Indonesia. Tak hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri, furniture rotan Cirebon juga berhasil menembus pasar ekspor ke berbagai negara di sejumlah benua.

Kala itu, terang Badrudin, di Kabupaten Cirebon terdapat sekitar 460 pabrik furniture rotan berskala besar dan 632 eksportir. Selain itu, ekspor furniture ke sejumlah negara di berbagai benua juga mencapai 2.000 - 4.000 kontainer per bulan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement