REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) kembali mengajukan proyek pembangunan toilet. Di mana pembangunan ini dianggarkan sebesar Rp 1,4 Milyar.
Kepala Biro Pemeliharaan Bangunan dan Instalasi Setjen DPR RI, Ery Saptaria Achyar mengatakan bahwa pembangunan toilet ini adalah hal yang wajar dan tidak berlebihan. Pasalnya, hal itu berdasarkan keluhan anggota dewan maupun para stafnya.
"Jadi proyek memang sesuai kebutuhan diminta dalam rapat BURT banyak keluhan anggota, karena toilet banyak rusak tidak sebagaimana fungsinya,"ujarnya pada Republika, Selasa (6/11).
Lagipula menurutnya anggaran toilet senilai 1,4 miliar ini tidak berlebihan karena untuk memperbaiki 197 toilet yang rusak, yakni 179 toilet rusak kecil yang akan diperbaiki secara fungsional, dan 18 rusak berat. Sehingga, biaya yang dianggarkan dianggap cukup untuk memperbaiki 197 toilet dari totalnya ada 220 toilet.
Selain, banyaknya toilet yang rusak juga akan ada penggantian pipa ke pipa hydran. Karena, ada kebocoran pipa yang besar dan ini telah sesuai arahan dari KemenPU,"Ini anggaran besar, karena saat ini ada kebocoran pipa yang cukup besar, sehingga tidak ada pengaturan pipanya jadi, tidak ada pemutar kuas keran karena terlalu tinggi jadi cebol.Setelah ditelusuri, harusnya diganti pengaturan pipa hydran. Jadi, kita akan kembalikan fungsinya agar berfungi,"jelasnya.
Ery juga menegaskan, bahwa angka sebesar itu muncul setelah di setujui oleh BURT DPR dan masuk dalam anggaran pemeliharaan rutin serta lolos oleh BPKP, sehingga Setjen kemudian berani melakukan proses lelang.
"Setiap rapat dengan BURT mereka selalu mengatakan ini toilet kami gak berfungsi dan sebagainya, nah kalau gak diperlukan (renovasi) kok begitu deras (keluhan). Kita kan hanya melayani saja," ungkap Ery.