Selasa 06 Nov 2012 12:10 WIB

Marwan Ja'far: Olahraga Hancur, Nasionalisme Luntur

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Prestasi tim bulu tangkis Indonesia merosot. Tim Thomas dan Uber rontok sebelum semi-final untuk kali pertama sejak 1958(ilustrasi)
Prestasi tim bulu tangkis Indonesia merosot. Tim Thomas dan Uber rontok sebelum semi-final untuk kali pertama sejak 1958(ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Fraksi PKB, Marwan Ja'far menyatakan kondisi olahraga Indonesia nyaris hancur, karena prestasi olahraga Indonesia melorot. Kondisi ini dinilainya berbahaya, karena mengancam nasionalisme seluruh bangsa ini.

Marwan menilai kondis olahraga benar-benar memprihatinkan, hingga tak mampu bersaing dengan negara tetangga sekalipun. Sebagai contoh,prestasi bulu tangkis yang selama ini dibanggakan, terus mengalami penurunan.

Ia menyebut mulai persiapan Pekan Olahraga Nasional (PON) dan SEA Games yang dadakan, minimnya medali yang diraih para atlet Indonesia di Olimpiade London 2012 hingga dualisme PSSI yang tidak kunjung usai. Padahal, ujarnya, sepak bola menjadi olah raga yang sangat digemari rakyat.

Terlihat pada saat tim nasional bertanding, betapa antusiasme rakyat sangat luar biasa, serta sangat berharap pasukan Garuda berprestasi.

Dia menyatakan jika prestasi olahraga jeblok, sama halnya dengan mereduksi spirit nasionalisme, dan merusak arti pentingnya memupuk rasa kompetisi yang sehat dan fair.

"Bendera Merah Putih kita dikibarkan dan dihormati di panggung internasional karena dua hal; pertama, ketika pejabat negara Indonesia melakukan kunjungan resmi ke negara lain. Kedua, ketika atlet Indonesia berprestasi di luar negeri," jelasnya, kepada Republika, Selasa (6/11).

Dia menyarankan kepemimpinan dan manajerial petinggi olahraga lebih diperkuat. Seluruh cabang olahraga harus dipimpin dan diurus oleh orang yang berkompeten di bidangnya, dan sebaiknya dijauhkan dari tarik menarik kepentingan politik praktis.

"Kalau tidak berkompeten ganti saja," ujarnya. Jabatan di dunia olahraga, ujarnya, bukan untuk menjadi ajang pencitraan dan kepentingan politik bagi orang maupun kelompok tertentu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement