Selasa 06 Nov 2012 09:06 WIB

Musim Hujan, Nelayan Tasikmalaya Panen Ikan Layur

Rep: Ghalih Huriarto/ Red: Hazliansyah
Nelayan dengan hasil tangkapan di Muara Angke, Jakarta (ilustrasi)
Foto: REPUBLIKA/WIHDAN
Nelayan dengan hasil tangkapan di Muara Angke, Jakarta (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Hadirnya musim hujan membawa keberkahan bagi nelayan di Pantai Pamayangsari, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya. Musim hujan dengan angin yang tidak kencang serta gelombang yang tidak tinggi menjadi momen panen ikan layur bagi para nelayan Pamayangsari.

Salah seorang nelayan Pantai Pamayangsari, Dian menuturkan, di penghujung angin timur ke barat merupakan waktunya untuk panen ikan layur.

"Biasanya lagi banyak-banyaknya ikan layur sekarang. Selain itu juga ada ikan tarongtong," ujarnya saat dihubungi Republika, Selasa (6/11).

Meski hujan, tidak menjadi pantangan bagi nelayan untuk melaut. Menurut Dian, kondisi gelombang di perairan Pantai Pamayangsari tidak meninggi. Terlebih angin pantai pun tidak bertiup kencang.

"Tidak masalah bagi nelayan, angin juga tidak kencang kok," ungkapnya.

Untuk melautpun, nelayan hanya butuh biaya sedikit. Biaya operasional melaut hanya untuk lima liter bahan bakar. Pasalnya untuk menangkap ikan layur, hanya membutuhkan jarak tempuh yang dekat.

"Paling hanya satu sampai dua kilometer dari pantai. Sudah biaya operasionalnya murah, hasilnya pun lumayan," kata dia.

Dian menerangkan, jika dibandingkan dari hari biasanya, pada musim ini nelayan bisa mendapatkan ikan sebanyak empat sampai lima ton per hari. Padahal kalau hari biasanya paling hanya dua ton per hari. Biasanya ikan tersebut tidak hanya dijual di dalam daerah saja, tetapi di jual ke Jakarta dan Cilacap.

"Kalau ini biasanya sampai Bulan Februari panen. Tetapi kalau cuaca bagus, terutama gelombang tidak tinggi. Karena kalau gelombang naik, ikan akan migrasi ke tempat lain," paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement