REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Markas Besar Kepolisian Negara RI (Mabes Polri) mengungkapkan salah satu terduga teroris yang disergap di Poso, Sutomo bin Sudarto alias Yasin (47) diduga berperan aktif dalam serangkaian aksi teror di Poso.
Salah satunya dia pernah mengajak Badri Hartono untuk mengajarkan perakitan bom di Poso
"Keterlibatan-keterlibatan yang terdeksi dari hasil penyidikan antara lain pernah mengajak Kelompok Solo pimpinan Badri yang beberapa waktu lalu sudah ditangkap untuk mengajarkan perakitan bom di Poso," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Jakarta, Senin.
Boy mengatakan kesimpulan tersebut berdasarkan hasil penydiikan yang telah dilakukan oleh Kepolisian terhadap rekam jejak Yasin dan salah satu terduga teroris lainnya yang tewas saat penangkapan Sabtu lalu.
Terungkap pula, Yasin pernah berkomunikasi dengan orang yang paling dicari kepolisian terkait tindakan aksi teror yakni Santoso. "(Yasin) memerintahkan DPO santoso untuk latihan di Poso. Ini berdasarkan keterangan beberapa tersangka yang sudah diperiksa dan murni dari proses pengembangan," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Yasin adalah terduga teroris yang ditangkap pada Sabtu di Desa Kayamaya, Poso Kota, Sulawesi Tengah. Pada saat pengangkapan itu,
Densus 88 terpaksa menembak mati Abdul Khalid (27) karena melakukan perlawanan dengan melempar bom.
Boy Rafli mengatakan, dari hasil pemeriksaan, keduanya juga mengetahui tentang rencana penembakan polisi di Bank BCA Poso, pada 2011.
Selain itu, Boy mengatakan, Khalid juga menampung peserta latihan perakitan bom yang direkrut dari Bima, Nusa Tenggara Barat.
Dalam penangkapan akhir minggu lalu yang sempat berujung ricuh di Poso Kota, kepolisian menyita barang bukti tiga bom rakitan, tiga perangkat komputer dan
dokumen perakitan bom.
Sedangkan Badri Hartono yang disebut kepolisian pernah diajak Yasin untuk merakit bom di Poso, merupakan teduga teroris yang sudah ditangkap polisi di di Desa Griyan RT 05 RW 10 Kelurahan Pajang, Laweyan, Surakarta, Sabtu (22/9).
Badri dikenal mahir merakit bom dan merupakan pimpinan kelompok Muhammad Thorik (32) yang berkaitan dengan Alqaidah Indonesia.