REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Dirut PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Ismed Hasan Putro bersumpah bahwa perusahaannya tidak akan menjadi korban pemerasan oleh siapapun, lembaga manapun, termasuk oknum DPR-RI.
"Pada periode saya (sebagai Dirut RNI), saya berkomitmen tidak akan ada satu sen pun dana perusahaan yang diberikan kepada lembaga negara, termasuk DPR, dalam keperluan apapun," kata Ismet usai memenuhi panggilan Badan Kehormatan (BK) DPR-RI, di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Senin.
Pada Senin sekitar pukul 14.00 WIB, ia mendatangi BK untuk menyampaikan nama oknum yang pernah mencoba melakukan pemerasan terhadap RNI.
"Nama dan modus yang dilakukan oknum untuk memeras RNI sudah saya sampaikan kepada BK. Jadi tanyakan kepada BK apakah nama itu bisa diungkapkan atau tidak," tegas Ismet.
Menurutnya, modus yang dilakukan oknum yang berusaha memeras tersebut adalah dengan
meminta RNI untuk menyediakan gula dalam rangka corporate social responsibility (CSR) sebanyak 2.000 ton. "Tapi secara tegas kami tolak. Walaupun akhirnya si oknum membeli sebanyak 6 ton gula," ujarnya.
Menurut Ismet yang baru menjabat Dirut RNI sekitar lima bulan ini mengaku, dirinya tidak gentar mendapat tekanan dari manapun untuk menolak permintaan semacam upeti.
Ia membeberkan, selain memeras dengan cara meminta disediakan gula secara gratis, dirinya juga pada saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan salah satu Komisi DPR juga pernah mendapat tekanan menyediakan dana.
"Tapi permintaan itu tidak kami penuhi," tegasnya. Menurutnya, kasus yang mengarah ke pemerasan ini merupakan modus bagaimana berbagai pihak menekan berbagai BUMN khususnya RNI.
"Tapi itu di masa lalu. Saya tidak mau berbicara masa lalu, kita ingin bicara ke depan," ujarnya.
Untuk itu Ismet menambahkan, bahwa apakah DPR, lembaga yang lain, atau oknum perorangan tidak akan pernah bisa mendapatkan dana dari RNI.
"Saya rasa tidak perlu meladeni mereka (lembaga ataupun oknum yang memeras). Mereka ini kelas-jelas memiliki anggaran khusus. Ini penting, jadi jangan sekalipun memenuhi permintaan itu," kata Ismet.