REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kondisi di Lampung Selatan pascabentrokan yang menewaskan 12 orang berangsur normal.
"Kerusakan yang terjadi di rumah-rumah dilakukan upaya pembersihan. Kita berharap pengungsi lambat laun dapat kembali ke pemukiman dan rumah yang masih layak tinggal," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigadir Jenderal Polisi Boy Rafli Amar, Jumat (2/11).
Ia menambahkan, hari ini tengah berlangsung pertemuan lanjutan yang membicarakan masalah perdamaian antara dua kelompok. Turut hadir dalam pembicaraan tersebut adalah Asisten Kapolri, Kapolda Lampung, jajaran Korem, dan unsur pemerintah daerah.
Kedua kelompok yang terlibat bentrokan sedang mendiskusikan sembilan butir solusi perdamaian antara dua kelompok. "Kita berharap upaya kesepakatan sembilan butir ini bisa terwujud," kata Boy.
Jumlah pengungsi di Sekolah Polisi Negara (SPN) Kemiling saat ini sebanyak 1.596 orang. Sebanyak 368 di antaranya adalah anak-anak. Untuk mengantisipasi bentrok, polisi juga melakukan patroli bersama. Semua petinggi Polda dan kepolisian masih berada di lokasi bentrok.
Bentrok di Lampung Selatan terjadi sejak Ahad (28/10). Saat itu, warga dari Desa Agom dan sekitarnya di Kecamatan Kalianda menyerang warga Desa Balinuraga Kecamatan Way Panji. Sejumlah pihak menilai aparat gagal mengantisipasi bentrokan susulan.
Akibat bentrokan itu, juga menyebabkan 166 unit rumah warga di Desa Balinuraga dan Sidoreno dibakar massa, 26 unit rumah mengalami rusak berat, 11 unit sepeda motor dibakar dan dua gedung sekolah ikut dibakar massa. Sembilan jenazah korban bentrokan sudah menjalani prosesi Ngaben (pemakaman adat Bali) kemarin.