REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Markas Besar Kepolisian Indonesia mengatakan tiga terduga teroris yang digerebek di Poso, Sulawesi Tengah, Selasa tidak terkait dengan jaringan Harakah Sunni untuk Masyarakat Indonesia (Hasmi).
"Ketiganya diduga kuat merupakan bagian dari jaringan Badri Hartono," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigadir Jenderal Polisi Boy Rafli Amar, Kamis (1/11).
Dua terduga teroris yang ditangkap hidup-hidup bernama Nasir alias Cecep dan Rahmat alias Amat. Sedangkan satu lainnya yang meninggal dunia terkena peluru anggota polisi bernama Jippo alias Ibeng.
Boy menambahkan ketiganya terlibat dalam jaringan Poso yang melakukan aktivitas teror di Poso. Mereka juga diduga kuat terlibat dalam pelatihan militer di Gunung Biru, Poso. Saat ini, proses penyelidikan masih berlanjut. Polisi juga masih menyelidiki aktivitas yang terjadi di Gunung Biru.
Kepolisian mengawali perburuan pelaku teror sejak Mei. Namun, menurut Boy, polisi mulai menggiatkan kembali penangkapan terduga teroris sebulan terakhir.
Dalam penggrebekan yang diwarnai dengan baku tembak tersebut, tim Detasemen Khusus 88 Antiteror berhasil menyita tujuh bom pipa siap ledak dan sejumlah bahan peledak sebagai barang bukti. Penangkapan berlangsung pada pukul 05.30 sampai 07.30 WITA di sebuah rumah kontrakan di Desa Ambarana, Kecamatan Poso Pesisir.
Untuk mengumpulkan barang bukti, Densus kembali melakukan penggeledahan lanjutan. Mereka menggeledah sebuah toko servis komputer tempat ketiga terduga teroris melakukan aktivitas sehari-hari. Lokasinya berada di RT 01, Dusun 1, Desa Bakti Agung, Kecamatan Poso Pesisir Utara.
Barang bukti yang disita adalah lima bom rakitan, empat pipa casing bom, tiga rangkaian elektronik handy talkie untuk bom, sebuah laptop, tujuh telepon genggam, dua buah modem, satu recorder dan seperangkat alat servis elektronik.
Badri Hartono (45 tahun) ditangkap di Jalan Belimbing, Griyan RT 05 RW 10 Kelurahan Pajang. Pria yang berprofesi sebagai wiraswasta tersebut ditangkap pada Sabtu, 22 September 2012 sekitar pukul 05.30 WIB saat sedang berjalan tidak jauh dari rumahnya, di depan Masjid Al Huda, Laweyan, Surakarta. Badri Hartono adalah anggota dari kelompok yang menamakan diri sebagai Al Qaeda Indonesia.