REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Ribuan pengungsi warga Desa Balinuraga, Kecamatan Way Panji, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, di Sekolah Polisi Negara (SPN) Kemiling, Bandar Lampung, kesulitan air bersih. Pasokan air bersih dan untuk mandi cuci kakus (MCK) di pengungsian tidak menentu.
Warni, salah seorang pengungsi mengatakan, sejak tinggal di pengungsian, ia baru mendapatkan air bersih untuk mandi setelah mobil BPBD Lampung tiba.
“Baru ini kami bisa mandi dan cuci, setelah ada mobil MCK,” kata Warni, ibu tiga anak, yang mengaku rumahnya terbakar saat bentrok antarkampung di tempatnya, Senin (29/10).
Kedatangan dua mobil BPBD Lampung, membuat ribuan pengungsi mulai mencuci pakaian. Sedangkan air bersih untuk minum sama sekali tidak tersedia. Mereka mengandalkan suplai air minum dari dapur umum di tempatnya mengungsi.
“Cari air minum saja susah, karena di dapur umum juga kesulitan air bersih,” ujarnya.
Sulitnya air bersih juga dikeluhkan Kabid SDM PMI Lampung, Aris Suharyanto. Akibatnya, tim relawan PMI yang menyediakan dapur umum juga kesulitan.
“Padahal, yang terpenting untuk masak air bersih, karena kami harus cepat masak melayani sekitar 800 orang pengungsi,” ujar Aris kepada Republika di lokasi pengungsian, Kamis (1/11).