REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Ketua Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai menyebutkan ideologi radikalisme merupakan akar dari terorisme yang menyebabkan gerakan teror terus tumbuh di masyarakat.
"Ideologi radikalisme ini akar dari terorisme, pemahaman yang sempit mengenai sebuah keyakinan, agama, menciptakan konflik sehingga melakukan teror," katanya dalam acara simulasi latihan deteksi dan investigasi penanggulangan serangan teroris di Bogor, Rabu (31/10).
Dalam acara di Penyimpanan dan Pengolahan Air minum PDAM Tirta Pakuan, Cipaku, Kota Bogor itu Mbai mengatakan, terorisme masih ada dan aktif serta masih menjadi ancaman bagi negara. Kelompok teroris pun cukup banyak. Karakteristik teroris semakin berani, polisi ikut menjadi sasaran.
Menurut Mbai, upaya pencegahan teroris harus terus dilakukan secara simultan dengan melibatkan semua pihak. "Peran masyarakat banyak diperlukan. Masyarakat diingatkan untuk tidak terpengaruh dengan idiologi radikal, pemahaman agama harus diperluas. Masyarakat harus berperan dalam mencegah masuknya pemahaman radikal," katanya.
Mbai mengatakan, ancaman teroris masih akan terus ada. Upaya perekrutan pada kaum muda terus dilakukan. "Semua pihak berperan, masyarakat harus bisa mendeteksi dini upaya perekrutan ini. Terorisme di latar belakangi ideologoi radikal, pemahaman sempit terhadap ajaran agama. Kita harus berperan disitu," katanya.
Mbai menyebutkan, peran pemerintah, masyarakat, untuk tidak membesarkan paham radikal harus dilakukan secara simultan. "Rantai teroris bisa dicegah. Kompor-kompor (radikalisme) yang harus dipadamkan," katanya.
Serangan teroris, lanjut Mbai, tidak dapat dipastikan, kapan, dimana dan dengan cara apa. Meskipun deteksi dan kegiatan intelijen lainnya tetap dilakukan, namun serangan teroris dapat terjadi setiap waktu dan tempat. "Karena itu, kesiap-siagaan dalam menghadapi serangan teroris harus terus ditingkatkan melalui berbagai bentuk pelatihan," katanya.
Mbai menambahkan, tidak ada opsi selain kesiap-siagaan kalau tidak ingin negara tidak boleh kalah dari teroris. Simulasi penanggulanga teroris dihadiri sejumlah tamu negara diantaranya perwakilan Polisi Australia, Canada, Thailand, dan Filipina.