Rabu 31 Oct 2012 08:45 WIB

Pengungsi Lampung Selatan Mulai Terserang Penyakit

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Hafidz Muftisany
 Sejumlah petugas TNI mengevakuasi korban bentrok antar warga di lokasi kejadian Desa Sidoreno Kecamatan Waypanji, Lampung Selatan, Ahad (28/10).
Foto: Kristian Ali/Antara
Sejumlah petugas TNI mengevakuasi korban bentrok antar warga di lokasi kejadian Desa Sidoreno Kecamatan Waypanji, Lampung Selatan, Ahad (28/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Dampak bentrok antarkampung, ribuan pengungsi waga Desa Balinuraga, Kecamatan Way Panji, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, di aula Sekolah Polisi Negara (SPN) Kemiling, Bandar Lampung, mulai terserang penyakit.

Mereka mengeluhkan sakit kepala, mual-mual, dan sakit perut.Pantauan Republika di aula SPN Kecamatan Kemiling, Rabu (31/10), para pengungsi didominasi anak-anak, ibu-ibu, dan para orang tua ini, masih banyak yang terbaring merasakan tubuhnya tidak enak.

Beberapa pengungsi mengaku sakit kepala, dan mual-mual, dan sakit perut, setelah menjalani suasana bentrok selama tiga hari.Warga Balinuraga yang berjumlah lebih dari 500 kepala keluarga, terpaksa diungsikan ke SPN Bandar Lampung, yang berjarak sekitar 70 km dari lokasi tempat tinggalnya.

Rumah-rumah mereka terbakar dan rusak, akibat bentrok antarkampung Desa Agom dan desa lainnya dengan warga Desa Balinuraga, pada Senin (29/10).

Tim medis Polda Lampung terus berupaya memberikan obat dan mengecek kesehatan pengungsi, yang sudah berjumlah lebih dari 1.500 orang. Menurut dr Kristina, dokter Rumah Sakit Bhayangkara Polda Lampung, setelah tiba di pengungsian, banyak warga yang mengalami sakit kepala dan mual-mual.

“Ini dampak dari selama kejadian sampai mereka dibawa dengan mobil menuju sini (SPN),” katanya.Ia menuturkan kondisi kesehatan pengungsi mulai menurun setelah mereka saat kejadian yang berlangsung selama tiga hari, pola makan dan hidupnya sudah tidak teratur lagi.

Selain itu, mereka juga harus diungsikan untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan. Menurut dokter ini, banyak faktor sehingga kesehatan pengungsi menurun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement