Senin 29 Oct 2012 22:47 WIB

TPM Desak Polisi Ungkap Identitas Basir

Tim Densus 88 dalam sebuah penggerebekan tersangka teroris.
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Tim Densus 88 dalam sebuah penggerebekan tersangka teroris.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Keluarga terduga teroris dan Tim Pengacara Muslim (TPM) mendesak kepolisian mengungkap jati diri Basir, pemuda yang menurut mereka ikut ditangkap aparat bersama Herman Styono (22) dan Davit Ashary (19) di Palmerah, Jakarta Barat, Sabtu (27/10).

"Yang ditangkap di Palmerah ada Davit, Herman dan satu lagi Basir, tapi mengapa yang diungkap ke media hanya Davit dan Herman," ujar Koordinator TPM Achmad Michdan di Jakarta, Senin

Michdan menjelaskan, hal tersebut agar publik tidak curiga dan jelas mengetahui kebenaran dugaan keterlibatan tiga terduga teroris yang ditangkap Sabtu lalu.

Ibunda Davit dan Herman, Siti Maryam mengatakan kedua anaknya mengenal Basir karena dikenalkan oleh Sunarto Sofyan alias Nanto (39). Sedangkan, Nanto mengenal Basir melalui jejaring sosial facebook, tapi keluarga tidak mengetahui kapan perkenalan melalui facebook itu terjadi.

"Kemudian Basir yang asal Jawa Timur ini datang ke rumah kontrakan saya untuk menginap. Dia katanya mau kerja di Bekasi," kata Maryam.

Maryam mengaku curiga dengan Basir setelah penangkapan kedua anaknya ini. "Kok anak saya diumumkan sama polisi, sedangkan Basir enggak," ujarnya.

Basir juga diketahui ikut dalam berbagai aktivitas Herman, Davit dan Nanto seperti kepanitiaan Idul Qurban. Menurut Maryam, Basir ketika menginap di rumahnya membawa sebuah tas.

Dia mencurigai tas itulah yang dibawa Kepolisian saat penangkapan pada Sabtu lalu. "Rumah saya itu hanya petak, saya hafal seluk beluk rumah saya dan barang-barang yang ada di dalamnya, jadi kalau ada koper dan tas itu bukan milik kami," ujarnya.

Saudara kembar Sunarto Sofyan alias Nanto yang bernama Sunardi mengungkapkan kecurigaannya terhadap Basir. Menurut Sunardi, sosok Basir cukup misterius. "Kalo Herman kan jelas siapa orang tuanya, tapi Basir ini tidak jelas latar belakangnya," katanya.

Anggota Tim Pengacara Muslim lainnya, Akhmad Kholid curiga bahwa Basir sebenarnya yang diintai kepolisian. Dari rekam jejaknya, Basir yang berasal dari Jawa Timur kemudian ke Bogor dan akhirnya menginap di Palmerah, Jakarta Barat sesuai dengan lokasi yang diincar kepolisian, kata Kholid. "Sepertinya Basir itu adalah 'chips' yang diincar kepolisian," ujarnya.

Berbeda dengan keterangan Maryam dan Sunardi, Mabes Polri pada Sabtu (27/10) mengumumkan telah menangkap dua terduga teroris di Palmerah, Jakarta Barat dari 11 terduga yang ditangkap di berbagai daerah.

Namun, dari informasi warga sekitar, kepolisian telah mengamankan tiga orang dari Palmerah yang disebut terduga teroris.

Kadiv Humas Polri Irjen Pol Suhardi Alius, Sabtu (27/10) mengklarifikasi bahwa Densus 88 menangkap dua orang di Palmerah yaitu Herman dan Azhar dan satu orang lainnya di Tanah Abang, Jakarta yakni Narto.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement