Kamis 25 Oct 2012 09:21 WIB

Pencitraan? Jokowi: Yang Penting Realisasi

Rep: Adi Wicaksono/ Red: Hazliansyah
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo berbincang dengan pedagang pasar ketika melakukan inspeksi mendadak di Pasar Galur, Jakarta Pusat, Rabu (24/10). Jokowi menegaskan akan membangun kembali pasar tersebut dan menggratiskan sewa kios pasar itu.
Foto: Antara/ M Agung Rajasa
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo berbincang dengan pedagang pasar ketika melakukan inspeksi mendadak di Pasar Galur, Jakarta Pusat, Rabu (24/10). Jokowi menegaskan akan membangun kembali pasar tersebut dan menggratiskan sewa kios pasar itu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Joko 'Jokowi' Widodo buka suara soal tudingan pencitraan oleh sebagian kalangan yang dialamatkan padanya.

Ia mengatakan, program sidak dan terjun langsung ke lapangan yang selama ini dilakukannya bukan untuk tujuan pencitraan.

"Yang penting itu adalah realisasi. Nanti kita lihat saja kalau sudah ada realisasinya," kata Jokowi kepada wartawan di Jakarta, Kamis (25/10).

Jokowi sendiri mengaku tidak terlalu paham dengan istilah pencitraan. Menurut dia, pencitraan itu ketika seorang tokoh sengaja mengajak media untuk memberitakan kegiatan yang dilakukan.

"Ini kan media yang mau ikut," tegasnya.

Selama sepekan lebih memimpin Jakarta, Jokowi memang terkenal enggan memberi tahu agenda sidaknya. Kebijakannya ini kerap merepotkan wartawan yang ditugaskan untuk meliput kegiatannya.

Tidak hanya para jurnalis, jajaran staf pun ikut kerepotan dengan kebijakan Jokowi tersebut.

Terkait tudingan pencitraan itu, Jokowi mengaku tidak ingin ambil pusing. Sebaliknya, ia menganggap tudingan tersebut sebagai masukan dan kritik atas kepemimpinannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement