REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Sekitar 30 persen penduduk Provinsi Bengkulu tidak bisa berbahasa Indonesia dengan baik. Bengkulu tercatat memiliki jumlah penduduk sebanyak 1,7 juta jiwa.
"Penyebabnya antara lain keberadaan mereka di desa-desa terisolir dan tidak sekolah," kata Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Bengkulu, M Said, di Kota Bengkulu, Selasa.
Said menyatakan mereka bukannya tidak bisa berbahasa Indonesia. Mereka juga bukannya tidak mau berbahasa Indonesia.
Namun, mereka tidak bisa berbahasa Indonesia dengan baik karena tidak mendapat kesempatan sekolah. Mereka pun sehari-hari menggunakan bahasa daerah.
Ia mengingatkan jangan lupa dengan bahasa ibu. "Jangan pula ketika pulang ke kampung misal Mukomuko, bicara dengan orang tua tidak mau lagi dengan bahasa daerah sana," kata dia.
Oleh sebab itu, lanjutnya, Bahasa Indonesia merupakan bahasa penyatu bangsa sebagai identitas bangsa. Sedangkan, bahasa daerah menjadi alat komunikasi dalam keluarga dan lingkungan. Bahasa asing untuk menambah ilmu pengetahuan.