REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Lembaga survei Jaringan Suara Indonesia (JSI) mengungkapkan, Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar 2013 akan berbeda jauh dengan Pilgub DKI.
Menurut peneliti JSI, Fajar S Tamim, Pilgub Jabar minim pemberitaan dan kurang populer, sehingga yang terjadi pada Pilgub DKI diperkirakan tidak akan terjadi di Pilgub Jabar.
"Tidak mungkin sama Pilgub Jabar dengan DKI," ungkapnya saat menjadi pembicara dalam diskusi publik dengan Tema 'Meneropong' Peta Politik Jawa Barat Menghadapi Pilgub 2013, di Bandung, Senin (21/10).
Fajar juga mengatakan, belum lama ini hasil riset dari JSI menyebutkan, Dede Yusuf paling populer di kalangan masyarakat. "Sekitar 93 persen sudah mengenal sosok Dede Yusuf. Kalau Ahmad Heryawan sekitar 50 hingga 60 persen dikenal masyarakat, dan popularitas Yance di bawah Aher," ungkapnya.
Eko Arif Nugroho, salah satu aktivis dari Jabar mengungkapkan, Pilgub Jabar diinginkan lebih baik dan harus membawa Jabar lebih maju."Pemilukada adalan momen untuk maju memperkenalkan partai politik ke depannya seperti capres. Oleh karenanya, partai berlomba-lomba untuk memenangkan pilgub ini," ungkapnya.
Sementara itu, pengamat politik dari Unpad, Asep Warlan, menilai peta politik pada Pilgub Jabar 2013 mendatang, sangat dipertanyakan kepemimpinanan menuju Jabar yang lebih baik. Pasalnya, partai-partai lebih banyak mengandalkan survei atau pilihan dari DPP dibandingkan mendekati rakyat.
"Partai seharusnya melihat kepada calonnya yang bakal diusung untuk maju. Selain itu, kata Asep, seharusnya juga partai melakukan diskusi, atau seleksi baik masalah programnya untuk menampilkan tokohnya kepada masyarakat.
Hingga saat ini, partai-partai itu tidak terlihat untuk memikirkan diskusi atau masalah program kepada masyarakat."Kita prihatin terjadi pilgub seperti tahun 2008 yang lalu soal pemimpin Jabar yang hanya melihat ketenarannya," kata Asep.