Senin 22 Oct 2012 20:49 WIB

'Figur Penting, Parpol Juga Tetap Penting'

Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Adjie Al Faraby
Foto: Antara
Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Adjie Al Faraby

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Adjie Al Faraby mengatakan tingkat popularitas dan elektabilitas partai politik tetap memegang peranan penting sebagai modal awal seorang tokoh untuk bisa meraih suara publik di Pemilu Presiden (Pilpres) 2014.

"Memang survei menunjukkan figur calon presiden yang akan menentukan pilihan masyarakat, tetapi partai tetap syarat awal atau modal awal untuk pencalonan, sehingga walaupun figur penting, partai juga tetap penting," kata Adjie di Jakarta, Senin (22/10).

Dia mengatakan partai-partai besar seperti Golkar, Demokrat, dan PDIP akan memiliki modal awal yang lebih kuat untuk bisa mengusung seorang tokoh, asalkan mesin partai bisa bergerak. "Minimal dengan mesin partai bergerak, sosok atau kandidat yang dijual lebih mudah untuk meraup suara," kata Adjie.

Di sisi lain menurut dia, popularitas figur calon presiden yang akan diusung partai politik, juga akan sangat menentukan dukungan publik. Dia mengatakan saat ini terdapat tiga kandidat tokoh populer yakni Megawati, Prabowo, dan Aburizal Bakrie, yang popularitasnya di atas 80 persen. Namun ketiga tokoh itu secara elektabilitas harus kerja lagi yang lebih keras.

Pada bagian lain Adjie mengatakan, belum adanya dukungan resmi dari partai terhadap figur yang akan diusung sebagai calon presiden, telah meningkatkan jumlah pemilih mengambang. Namun pemilih mengambang ini bisa berkurang sejalan dengan adanya kepastian calon-calon yang akan didukung oleh partai politik.

"Persentase 'swing voter' untuk pilpres jumlahnya 40 sampai 50 persen, disebabkan belum ada pernyataan dan dukungan resmi dari partai terkait tokoh yang akan diusungnya," katanya.

Walaupun ada partai yang sudah mengindikasikan mendukung tokoh tertentu, misalnya Golkar dengan Aburizal Bakrie dan PDIP dengan Megawati, namun keputusan resmi belum ditetapkan. "Sehingga publik masih perlu waktu untuk menentukan siapa yang nantinya akan dipilih," katanya.

Adjie memperkirakan pemilih mengambang akan berkurang pada satu tahun menjelang pemilihan presiden, sejalan dengan kian jelasnya figur yang akan diusung masing-masing partai politik sebagai calon presiden.

"Jadi 'swing voter' ini masih menantikan siapa figur yang benar-benar akan diusung oleh masing-masing partai serta munculnya tokoh alternatif dalam Pemilu Presiden 2014 nanti. Saya kira satu tahun sebelum pemilu jumlah 'swing voter' kan berkurang," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement