REPUBLIKA.CO.ID,POSO--Tim investigasi Polri terus memeriksa dua orang yang diduga terkait dengan kasus terorisme yakni pembunuhan dua polisi di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Tengah AKBP Soemarno di Palu, Senin, mengatakan dua terduga yang saat ini diamankan polisi adalah S dan Abd.
Soemarno mengatakan keduanya masih diperiksa intensif karena memiliki selebaran berisi hasutan untuk melawan Densus 88 Antiteror, sejumlah KTP palsu dan foto-foto tentang lokasi ditemukannya dua polisi tewas di Dusun Tamanjeka, Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir.
"Untuk apa mereka menyimpan foto-foto itu. Pasti mereka sudah berada di tempat ditemukannya kedua jenazah sebelum aparat tiba di lokasi," kata Soemarno.
Soemarno enggan menyebutkan lokasi kedua tersangka itu menjalani pemeriksaan oleh tim Densus 88 Antiteror. "Yang jelas masih di wilayah Sulawesi Tengah," katanya.
Selain menangkap dua orang itu, polisi juga sempat menangkap tiga orang lainnya namun dilepaskan karena tidak ada indikasi terkait dengan kasus pembunuhan polisi maupun kasus kekerasan lainnya di Poso. "Ketiganya dilepas karena tidak cukup bukti atau petunjuk yang mengarah ke aksi terorisme," katanya.
Mereka yang dilepas itu adalah NL (50), HL (47) dan MR (42) yang sebelumya diamankan di Polsek Lore Utara, Kabupaten Poso.
Dua anggota Polres Poso yakni Bripka (Anumerta) Sudirman dan Brigadir (Anumerta) Andi Sappa tewas dan ditemukan terkubur dalam satu lubang di Dusun Tamanjeka, pekan lalu.
Mereka dibunuh dengan senjata tajam.
Kedua polisi itu sedang menyelidiki dugaan adanya latihan militer di Lembah Hitam, Dusun Tamanjeka, Poso. Soemarno mengimbau kepada warga Poso untuk tidak terpancing isu untuk mengacaukan keamanan. "Sudah ada petugas yang siap mengamankan Poso," ujarnya.
Saat ini Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Dewa Parsana berada di Kabupaten Poso yang berjarak 230 kilometer dari Kota Palu.