REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Membaca hasil survei tidak boleh serampangan. Perlu daya kritis agar tidak terjebak dalam penggiringan opini yang dibentuk lewat hasil survei. "ada persoalatan pada kualitas survei di Indonesia," kata Sekretaris
Jendral Partai Persatuan Pembangunan, M Rommahurmuziy (Rommy) kepada Republika, Minggu (21/10), di Senayan Jakarta.
Rommy menyatakan, turunnya elektabilitas partai Islam tak lepas dari propaganda yang disampaikan sejumlah peneliti survei dan pengamat politik. Banyak komentar-komentar mereka yang cenderung mendiskreditkan Islam.
"Para peneliti lembaga survei yang kerap mengeluarkan argumentasi tanpa konstruksi pemikiran jelas," ujar Rommy.
Rommy mecontohkan banyak pengamat menilai turunnya elektabilitas partai politik Islam lantaran buruknya kinerja politikus Islam memperjuangkan nilai-nilai Islam. Seakan-akan tak ada korelasi sikap yang nyata antara politikus Islam dengan sikap politik kesehariannya.
Sejauh ini cara itu berhasil membuat citra partai Islam melorot. "Bagi saya tudingan ini adalah propaganda untuk menjatuhkan suara partai Islam," kata Rommy.
Rommy menyatakan selama ini partai-partai Islam konsisten memperjuangkan nilai-nilai Islam di parlemen. Persoalannya, apa yang mereka lakukan nyaris tak mendapat ruang publikasi di media massa. "Ini persoalan kekuatan pemberitaan. Media jarang memberi ruang pada partai Islam," ujar Rommy.
Persoalan lain mengapa elektabilitas partai Islam cenderung turun adalah karena hilangnya ketokohan di internal partai Islam. Rommy menyatakan politik di Indonesia adalah politik ketokohan. Dia mencontohkan suara PDI Perjuangan yang cenderung stabil karena dipimpin Megawati Soekarnoputri. "Megawati sudah menjadi Ketum PDIP sejak awal 1990-an," ujar Rommy.
Partai-partai politik Islam sekarang banyak dipimpin figur baru. Alhasil masyarakat kehilangan referensi mengenai sikap dan sepak terjang mereka sebelum memimpin partai. Rommy menyatakan di akar rumput PPP misalnya, masih ada yang mengira Ketua Umum PPP adalah Hamzah Haz, bukannya Suryadarma Ali.
Ketimbang ribet dengan hasil survei yang tak jelas metode dan keakuratannya, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) lebih suka mematangkan strategi kemenangan di 2014. "Kami punya empat strategi kemenangan," kata Rommy.