Jumat 19 Oct 2012 14:53 WIB

Menhut: Kita tak Adil dengan Bangsa Sendiri

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Hafidz Muftisany
Menhut Zulkifli Hasan
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Menhut Zulkifli Hasan

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengatakan sebagian dari masyarakat Indonesia belum menghormati bangsanya sendiri. 

Ini terlihat dari pemberitaan di sejumlah media massa yang mengibaratkan seolah-olah masa depan Indonesia akan usai esok. Padahal, masyarakat internasional justru menunjukkan penghormatannya kepada Indonesia.

"Kadang kita tidak adil terhadap bangsa sendiri," tutur Zulkifli kala memberikan keynote speech dalam rangka pada pembukaan Seminar Nasional bertajuk "Menata Ulang Arah Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Ekosistemnya Bagi Kesejahteraan Rakyat Secara Berkelanjutan" dalam rangka Dies Natalis ke 49 dan Reuni Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Jum'at (19/10), 

 

Tanggapan yang diungkapkannya ini merupakan jawaban dari diskusinya dengan salah seorang mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM.  Sebelum Zulkifli memberikan keynote speech, mahasiswa tersebut mengatakan kepada Zulkifli, demonstrasi terhadap delapan tahun pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tengah berlangsung di pusat kota Yogyakarta.

Zulkifli kemudian mengutip risalah laporan riset McKenzie yang menyoroti perkembangan Indonesia di masa kini dan proyeksi Indonesia di masa datang.  Riset McKenzie menyebut negara-negara di dunia membutuhkan waktu yang bervariasi untuk melipatgandakan GDP-nya sebesar dua kali lipat.  Eropa membutuhkan waktu 150 tahun, Amerika Serikat 60 tahun, India 16 tahun dan Cina 12 tahun. 

"Sedangkan Indonesia, hanya membutuhkan waktu delapan tahun," kata Zulkifli. 

Sebagai gambaran, pada 1998, pendapatan Indonesia per kapita baru mencapai 500 dolar AS.  Namun saat ini, pendapatan per kapita telah mencapai 3.600 dolar AS.  Selain itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih terus tumbuh walaupun krisis ekonomi tengah melanda Eropa dan kondisi ekonomi di AS belum pulih sepenuhnya.  Dalam situasi seperti ini, kata Zulkifli, ekonomi Indonesia masih tumbuh 6,3 hingga 6,5 persen.

"Tapi semua ini seolah tak tampak," kata politisi Partai Amanat Nasional ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement