Kamis 18 Oct 2012 20:49 WIB

Letkol Robert Aniaya Jurnalis, Mertua Menangis

Seorang jurnalis dicekik oleh oknum TNI saat meliput jatuhnya pesawat Hawk.
Seorang jurnalis dicekik oleh oknum TNI saat meliput jatuhnya pesawat Hawk.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU--Insiden penganiayaan terhadap jurnalis Pekanbaru yang dilakukan Letkol Robert Simanjuntak juga menimbulkan kesedihan di kalangan keluarga pelaku.

Mengenakan seragam dinas lengkap, Letkol Robert yang hadir pada pertemuan antara Komisi I DPR RI dan jurnalis korban penganiayaan di Pekanbaru, Kamis (18/10), mengatakan ibu mertuanya sampai menangis melihat pemberitaan tentang penganiayaan itu. "Ibu mertua saya menelepon dan sampai menangis melihatnya," kata Letkol Robert.

Pemukulan yang dilakukan Letkol Robert Simanjuntak terhadap fotografer Riau Pos Didik Hermanto terjadi pada Selasa (16/10) di lokasi jatuhnya pesawat Hawk 200 di Kabupatan Kampar, Riau.

Didik dipukul dan dicekik karena mengambil gambar Hawk yang jatuh di Riau. Selain itu, kamera milik Didik juga dirampas oleh petugas lainnya, sebagaimana bisa disaksikan dalam berbagai tayangan televisi.

Aksi Robert itu langsung diikuti tindakan serupa oleh personel TNI AU lainnya kepada wartawan yang meliput insiden pesawat Hawk. Insiden itu kemudian dikecam banyak kalangan, hingga pihak TNI AU harus meminta maaf dan berjanji akan memproses hukum para pelaku.

Dalam pertemuan itu, Robert mengatakan sangat menyesal dan meminta maaf atas perbuatannya. Selain itu, ia juga mengaku siap menanggung segala risiko atas perbuatan itu.

"Saya mohon maaf dan minta masalah ini segera diselesaikan," kata Robert di hadapan anggota DPR dan wartawan.

Usai pertemuan Robert langsung mendatangi wartawan yang dicekiknya, Didik Herwanto dan memeluknya. Pertemuan itu diakhiri dengan saling bersalaman antara Robert dengan wartawan lainnya, dan foto bersama.

Didik Herwanto mengatakan dirinya sudah memaafkan perbuatan Robert. "Tapi proses hukum tetap harus jalan, tidak bisa damai begitu saja demi citra baik TNI AU juga," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement