REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Kepala Bidang Energi sumber Mineral Gunung Kidul, Pramuji, Rabu, mengatakan, masyarakat di Dusun Keteleo dan Gupit Desa Tegalrejo Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, belum mendapat aliran listrik.
Ia mengatakan, lokasinya yang sangat terpencil membuat anggaran biaya yang dibutuhkan sangat besar, sedangkan ABPD sangat minim.
"Untuk membangun jaringan listrik hingga pelosok, kami masih mengandalkan bantuan dari pemerintah pusat dan Yogyakarta, karena kami tidak memiliki alokasi anggaran untuk pengembangan listrik masuk desa," kata Pramuji, Rabu.
Pada 2011, kata Pramuji, ada 25 dusun di seluruh Kabupaten Gunung Kidul yang mendapat bantuan dari pemerintah provinsi dan pusat dalam bentuk jaringan listrik masuk desa. Sehingga, yang awalnya, listrik belum dapat dirasakan masyarakat setempat, sekarang sudah terang.
"Dusun yang mendapat bantuan ini, merupakan dusun yang wilayahnya sangat terpencil dan jauh dari jaringan listrik utama. Selain itu, supaya listrik untuk dapat masuk ke dusun membutuhkan ratusan tiang listrik. Sehingga biaya sangat mahal," kaya Pramuji.
Pada 2012, kata dia, sedikitnya ada 22 dusun yang mendapatkan bantuan dari pemerintah. Sebanyak 20 dusun mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat dan dua dusun mendapatkan bantuan dari pemerintah provinsi.
"Desa yang paling banyak masyarakatnya belum mendapatkan aliran listrik yakni Tegalrejo, Kecamatan Gedangsari. Sebanyak empat dusun mendapatkan bantuan," kata dia.
Selain itu, objek wisata yang mendapatkan jaringan listrik, kata Pramuji, sepanjang Pantai Drini, Krakal hingga Tulang Syawal atau di Kecamatan Tepus dan Tanjungsari.
"Jaringan listrik di objek wisata ini sudah terpasang. Sehingga tempat wisata sudah terang, semoga dengan adanya listrik masuk desa ini mampu mendukung sektor pariwisata," kata Pramuji.