Senin 15 Oct 2012 21:44 WIB

Pengamat: Mustahil Jokowi Selesaikan Railbus Lima Tahun

Rep: Ira Sasmita/ Red: Hafidz Muftisany
Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Jokowi-Basuki Tjahaja Purnama
Foto: Republika/Aditya Pradana
Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Jokowi-Basuki Tjahaja Purnama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) yang baru saja dilantik diminta fokus untuk membenahi sektor transportasi yang bisa diselesaikan selama lima tahun.

Wakil Ketua Transportasi Berbasis Rel, Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aditya Dwi Laksana,  kepada Republika mengkatakan, program-program Jokowi di sektor transportasi rel berbasis rel cukup bagus.

Tetapi, menurut Aditya, yang diusung Jokowi-Ahok merupakan program bersifat jangka panjang.

"Akan sangat sulit direalisasikan dalam periode jabatannya yang hanya lima tahun. Karena membangun transportasi berbasis rel tidak segampang yang dibayangkan," ujarnya.

Program berbasis rel yang dimaksud adalah rencana Jokowi membangun railbus, monorail, dan kereta bawah tanah. Mengganti bus Transjakarta menjadi railbus, menurut Aditya merupakan usulan yang bagus. Sebab, railbus merupakan moda transportasi yang ramah lingkungan, dan hemat energi.

Tetapi, dalam jangka waktu lima tahun, menurutnya sangat mustahil. Sebab, pembangunan railbus harus memikirkan sistem, jalur, jaringan, dan fisik yang bisa diintegrasikan dengan moda transportasi lain.

"Lebih baik, Pak Jokowi fokus pada pengembangan dan perbaikan layanan bus Transjakarta. Waktu lima tahun cukup untuk menyelesaikan tiga koridor lagi, penambahan armada, sterilisasi jalur, penambahan stasiun Bahan Bakar Gas (BBG), dan membangun sistem terintegrasi dengan moda lain," jelas Aditya.

Begitu pula dengan pembangunan monorail yang digadangkan Jokowi. Monorail, lanjut Aditya, sebetulnya merupakan moda dengan daya angkut terbatas. Jika dibangun terisolasi, monorail tidak akan memberikan pengaruh signifikan. Namun, jika diintegrasikan dengan Transjakarta, KRL, dan MRT maka monorail bisa jadi salah satu moda yang cocok untuk kota seperti Jakarta.

Kemudian, pembangunan kereta bawah tanah yang merupakan bagian dari MRT, menurut Aditya bisa dilanjutkan oleh Jokowi. Sebab, ditargetkan pembangunan fisik akan selesai pada 2016.

"Tapi pekerjaan rumah utama Jokowi adalah meminimalkan dampak pembangunan MRT. Jangan sampai proses pembangunan menimbulkan masalah baru, seperti kemacetan. Itu yang harus dipikirkan Jokowi," ungkapnya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement