Senin 15 Oct 2012 14:31 WIB

Bangunan Rapuh, Keselamatan 771 Siswa Terancam

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Dewi Mardiani
Sekolah rusak (ilustrasi).
Foto: Republika/Prayogi
Sekolah rusak (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI –- Sebanyak 771 siswa SDN Utama Mandiri 1, Jalan Mahar Martanegara No 115 Kelurahan Utama, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Jawa Barat, terancam keselamatannya. Hal ini disebabkan oleh rapuhnya bangunan di wilayah sekolah tersebut. Walaupun bangunan rapuh yang sebagian telah ambruk itu bukan milik sekolah, namun letaknya masih di sekolah yang sama.

Pihak sekolah sudah memberi peringatan agar para siswa tidak bermain di dekat bangunan tersebut. Sebelumnya berbagai isu berkembang mengenai ambruknya bangunan yang merupakan bekas ruang Kantor Inspeksi (Kanin) Depdikbud. Bangunan itu sudah tidak lagi digunakan.

Kepala Sekolah SDN Utama Mandiri 1, Cucum Suminar, mengatakan ambruknya bangunan itu telah diberitakan sebalumnya. “Ada yang bilang bangunan tersebut ruangan kepala sekolah dan ruang kelas untuk belajar mengajar, tetapi sebenarnya itu adalah bekas ruangan Kanin Depdikbud yang sudah tidak lagi digunakan,” kata dia di ruangannya, Senin (15/10) siang.

Menurut Cucum, bangunan yang ambruk itu memang sudah rapuh. Untuk menjaga sebanyak 771 siswa di sekolahnya agar tidak bermain di dekat bangunan itu, pihaknya menulis kertas peringatan yang ditempel di bangunan tersebut. Dia mengaku, sebelumnya ia tidak bisa melakukan apapun terhadap bangunan itu karena sebelumnya bukan milik sekolah. Namun kini semenjak telah dimiliki sekolah, bangunan tersebut akan direnovasi dan dijadikan ruang belajar untuk siswa.

Cucum menegaskan, secepatnya akan membenahi bangunan rapuh yang sebagian telah ambruk tersebut. Pihaknya telah membereskan bekas ambrukan bangunan dan barang-barang lain di sekitarnya yang membahayakan orang lain.

Secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga Kota Cimahi Tata Wikanta menyatakan pihaknya akan segera membangun bangunan ambruk tersebut. Setelah diberikan bantuan oleh pemerintah pusat dalam bentuk Dana Alokasi Khusus (DAK), maka pembangunan bisa segera dilaksanakan sebelum November.

Sebelum ambruknya bangunan tersebut, kata Tata, pihaknya sudah memberitahu pihak sekolah untuk segera membenahi atap bangunan yang didirikan sejak tahun 1963 itu. “Untungnya tidak ada korban jiwa,” kata dia.

Beberapa orang tua murid mengaku tidak tahu soal ambruknya bangunan di sekolah tersebut. Mereka baru tahu saat datang untuk mengantar anaknya masuk sekolah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement