Ahad 14 Oct 2012 21:40 WIB

PLN Genjot Pembangkit Listrik Ramah Lingkungan

Petugas PLTU memeriksa kondisi pembangkit listrik.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Petugas PLTU memeriksa kondisi pembangkit listrik.

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) terus meningkatkan pembangkit tenaga listrik alternatif yang bersih dan ramah lingkungan untuk mengejar target pasokan energi listrik sebesar 10.000 megawatt.

"Saat ini pemerintah terus mengurangi dan berupaya meninggalkan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) dalam pembangkit listrik," kata Direktur Operasional Indonesia Barat PT Perusahaan Listrik Negara Mochammad Harry Jaya Pahlawan saat Konferensi Pers terkait "Conference of Electric Power Supply Industri (CEPSI)" di Nusa Dua, Bali, Ahad (14/10).

Ia mengatakan, jika dua tahun lalu penggunaan bahan bakar minyak untuk pembangkit listrik secara keseluruhan masih kisaran 50 persen, kini bisa ditekan hingga 18 persen. "Angka ini akan terus ditekan sampai serendah-rendahnya," kata Jaya Pahlawan.

Ia mencontohkan, pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang selama ini masih banyak menggunakan minyak, perlahan dikurangi. Sebagai pembangkit skala besar, PLTU diharapkan nantinya mampu menghasilkan energi listrik hingga 10 ribu megawatt.

Namun dari jumlah 10 ribu MW, kata dia, akan ditambah pula lewat pasokan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTPB).

Ia mengatakan, selain itu untuk skala menengah kecil, pemerintah mendorong pembangunan pembangkit listrik mini hidro dan pembangkit listrik tenaga surya.

Jaya Pahlawan mengemukan, pemerintah terus mendorong pemanfaatan energi baru dan terbarukan, tidak hanya mengandalkan PLTU, namun juga pembangkit energi lainnya dengan bahan bakar non minyak yang banyak ditemukan di Indonesia.

Ia berharap lewat tambahan pembangkit listrik baru itu, nantinya bisa menambah pasokan energi listrik hingga 45 MW.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement