REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabar kedatangan pedagang kaki lima yang berjumlah 5.000 hingga 7.000 orang pada pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Senin (15/10)  ditanggapi suka cita oleh Joko Widodo. Ia mempersilakan masyarakat menghadiri pelantikannya yang sempat tertunda beberapa kali.

"Silakan saja kalau warga mau datang. Kita tidak akan mencegah. Mereka akan dilayani sebaik-baiknya, karena saya kan pelayan," jelasnya usai gladi bersih pelantikan di gedung DPRD DKI Jakarta, Ahad (14/10).

Setelah pelantikan nanti, Jokowi rencananya melakukan foto-foto bersama pejabat lain yang hadir dalam acara tersebut. Kemudian pada hari Selasa baru melakukan aktivitas pekerjaannya sebagai Gubernur DKI. "Masak abis pelantikan mau 'brat bret brat bret'," sebutnya.

Untuk pesta rakyat yang akan digelar di halaman belakang Gedung DPRD DKI, Jokowi menyatakan tidak tahu menahu. Ia menyerahkan acara pelantikan kepada Sekretaris DPRD dan Sekda DKI. "Jangan tanya ke saya soal itu. Yang paling penting dari plantikan kan foto-foto.

Urusan biaya pelantikan yang mencapai Rp 500 juta pun Jokowi enggan berkomentar. "Saya tidak ikut-ikut, ini urusan Sekwan. Sisanya mungkin dari relawan atau gimana," tuturnya.

Sementara itu menurut Anggota Komisi E Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) DPRD DKI, Dwi Rio Sambodo, mengatakan dana pengadaan panggung rakyat itu merupakan hasil saweran dari para relawan pendukung setia Jokowi-Basuki.

"Panggung rakyat itu hasil gotong royong dari para simpatisan Jokowi-Basuki, bukan dari Sekretaris Dewan. Semuanya spontanitas dikoordinasi oleh tim kampanye," katanya.

Selain hasil saweran para relawan Jokowi-Basuki, panggung rakyat itu juga hasil patungan dari Fraksi PDIP dan Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).

Ikuti Whatsapp Channel Republika