Rabu 10 Oct 2012 21:33 WIB

Polri Perkuat Deteksi Intelijen Jelang Kedatangan PM Australia

Relawan dan tokoh masyarakat meletakkan karangan bunga di Monumen Bom Bali, Legian, Kuta, Bali, Selasa (9/10).
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Relawan dan tokoh masyarakat meletakkan karangan bunga di Monumen Bom Bali, Legian, Kuta, Bali, Selasa (9/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian RI memperkuat deteksi intelijen terkait rencana kedatangan Perdana Menteri Australia, Julia Gillard, dalam rangka memperingati 10 tahun peristiwa Bom Bali I pada 12 Oktober mendatang.

"Upaya pengamanan pasti dilakukan, semua rencana pengamanan sudah dilakukan Polda Bali. Dari Mabes Polri juga sudah membantu pengamanan semua tamu dari negara lain dan akan menjadi atensi dari kita," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Hubungan Masyarakat (Humas) Mabes Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar kepada pers di Jakarta.

Upaya pengamanan juga sudah dilakukan oleh Polda Bali yang dipimpin langsung oleh Kapolda Bali Inspektur Jenderal Polisi Budi Gunawan, kata Boy.

Polda Bali telah menyiagakan 1.003 personel yang dibantu 118 personel dari Mabes Polri, 1.000 aparat TNI, serta didukung aparat pengamanan adat atau pecalang.

"Satuan intel Polri berjalan dengan deteksi dari Densus 88, dan kita berharap tidak ada yang mengkhawatirkan," ujar Boy.

Kapolda Bali Irjen Pol Budi Gunawan juga mengatakan telah menyiagakan "sniper" atau penembak jitu untuk mengamankan kedatangan Gillard.

"Ada beberapa sortir di pintu masuk, penempatan "snipers" kita, "escape" (jalur evakuasi) kita, dan sebagainya. Saya minta reserse juga menyiapkan tim tindak, penerima laporan, semua harus siap," kata Kapolda Bali di Tohpati, Denpasar, Rabu.

Selain pengamanan dari dalam negeri, pemerintah Australia juga turut terlibat dengan mengamankan peristiwa yang akan dihadiri sekitar 3.000 keluarga korban, baik dari dalam maupun luar negeri.

"Untuk komposisi pengamanan, mulai dari ring tiga kita lakukan pemagaran dan lakukan sterilisasi, dan setelah itu kita pastikan wilayah itu (GWK) terbatas dari orang yang tidak ada kepentingan," kata Wakapolda Bali Brigjenpol Ketut Untung Yoga Ana.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement