REPUBLIKA.CO.ID, TENGGARONG - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Amalia Sari Gumelar tersenyum kagum. Beberapa kali ia bertepuk tangan melihat barisan anak-anak berseragam polisi yang tengah menunjukkan kehebatannya dalam baris-berbaris di Kompleks Rumah Cerdas di Bukit Biru, Kota Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur pada Selasa (9/10).
Pasukan polisi anak-anak ini menamakan dirinya Polisi Cilik Mahakam atau PCM. Mahakam merupakan salah satu sungai terpanjang di Indonesia yang membelah daerah tersebut. Sungai itu menjadi kebanggaan masyarakat Kaltim, khususnya di Kukar. Jembatan Mahakam II yang ambruk pada tahun lalu, juga berdiri di atas sungai ini.
Barisan PCM yang usianya antara 5-10 tahun ini memperagakan berbagai gaya baris berbaris di depan Linda Gumelar. Tidak hanya Linda, masyarakat pun ikut bertepuk tangan melihat keseriusan anak-anak tersebut dengan menegakkan badan seolah-olah polisi sungguhan. Padahal anak-anak ini baru berlatih sekitar dua bulan yang diadakan di Kompleks Rumah Cerdas.
Berdasarkan pengamatan Republika, Kompleks Rumah Cerdas ini terdiri dari beberapa bangunan yang terkait dengan kegiatan dan aktivitas anak-anak. Selain tanah lapang yang menjadi tempat latihan PCM yang juga dilengkapi sebuah panggung, juga ada Taman Kanak Kanak (TK) dengan beberapa alat permainan. Juga ada komputer untuk anak-anak yang mengenyam sekolah lanjutan. Dalam kompleks juga terdapat Puskesmas untuk menimbang bayi di bawah lima tahun (Balita) dan kesehatan untuk ibu-ibu.
Bupati Kukar, Rita Widiasari, mengatakan pihaknya sangat serius untuk membangun Kabupaten Kukar sebagai Kota/Kabupaten Layak Anak (KLA). Pasalnya pada 2012 ini, Kukar baru meraih penghargaan dari Menteri PP dan PA, Linda Gumelar karena membebaskan biaya akta lahir. Menurutnya hal ini merupakan awal dari langkah untuk daerahnya meraih predikat KLA.
Kukar merupakan salah satu daerah terkaya di Indonesia yang sebagian besar pendapatannya dari hasil pertambangan, khususnya batubara. Kesan sebagai daerah pertambangan yang tidak ramah terhadap anak-anak, ia tidak menolaknya. Namun ia mengaku terus berupaya untuk menjadikan daerahnya menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi anak-anak.
Misalnya, Pemkab Kukar akan membangun tempat-tempat bermain dan aktivitas anak-anak seperti Rumah Cerdas di Bukit Biru yang letaknya sekitar 1 kilometer dari reruntuhan Jembatan Mahakam II. Ia juga berjanji untuk menindak dengan tegas perusahaan pertambangan di daerahnya yang melanggar peraturan.
Ia menyebutkan ada dua perusahaan pertambangan di Kukar yang dicabut izinnya karena debu yang dihasilkan ternyata mengganggu aktivitas belajar anak-anak di sekolah. "Perusahaan tambang yang merusak lingkungan juga akan kita hentikan aktivitasnya," kata Rita Widiasari kepada Republika saat ditemui di Kantor Kabupaten Kukar, Tenggarong, Kaltim, Rabu (10/10).
Selain itu, ia juga bertekad untuk tidak menolerasi atau zero tolerance terhadap pekerja anak di daerahnya. Maraknya pertambangan memang pernah membuat daerahnya juga ikut marak terhadap pekerja anak yang bekerja di daerah pertambangan. Pihaknya pun membuat peraturan untuk memberi sanksi kepada orangtua yang mempekerjakan anak-anaknya di daerah pertambangan.
"Dari yang pernah ada ratusan orang pekerja anak sampai sekarang tidak ada lagi. Kita meraih penghargaan dari ILO (lembaga PBB di bidang buruh) pada 2006 lalu," jelasnya. Pemkab Kukar juga mengeluarkan kebijakan dengan mengkhususkan dua persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk pemberdayaan perempuan di Kukar.
Menteri PP dan PA, Linda Gumelar, memberikan apresiasinya kepada keseriusan Pemkab Kukar dalam berupaya meraih KLA. Menurutnya Kukar perlu mendapat dorongan karena punya banyak kelebihan salah satunya APBD yang besar yang menjadikannya salah satu daerah terkaya di Indonesia.
"Kukar punya banyak potensi untuk mengembangkan daerahnya untuk menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi anak-anak serta dapat memberdayakan perempuan di daerahnya. Jika perempuan sejahtera, anak-anak dan keluarganya pun akan sejahtera," tegasnya.