Rabu 10 Oct 2012 11:10 WIB

'KPU Kok Seperti Lembaga Survei'

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Hafidz Muftisany
Petugas melintas dihalaman kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Petugas melintas dihalaman kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Fraksi PAN, Viva Yoga Mauladi, menilai verifikasi KPU tidak jauh berbeda dengan random sampling yang sering dilakukan lembaga survei. Hal ini dinilai tidak efisien karena tidak mampu menggambarkan kondisi parpol secara menyeluruh.

"Hasilnya pasti separuh-separuh. Ini mengecewakan," ujar Viva Yoga, kepada Republika, Rabu (10/10). Random sampling menurutnya tidak bisa dilakukan oleh KPU, karena verifikasi tidak bisa disamakan dengan survei.

Menurutnya, verifikasi menuntut penilaian infrastruktur partai secara menyeluruh. Ketika memverifikasi kondisi partai di propinsi Sumatra Utara, misalkan, maka seluruh elemen partai mulai tingkat anak ranting hingga provinsi secara menyeluruh harus diverifikasi. "Tidak bisa yang diverifikasi hanya di beberapa wilayah," paparnya.

Menurutnya, verifikasi menyeluruh ini penting agar diketahui infrastruktur partai untuk menghadapi Pemilu 2014 nanti. Hasilnya juga akan diperoleh gambaran yang utuh, apakah parpol memang layak menjadi peserta Pemilu atau tidak.

Menurutnya, verifikasi secara acak dilakukan karena KPU enggan memeriksa seluruh infrastruktur partai. Viva menilai seharusnya KPU tidak melakukan itu jika ingin serius mempersiapkan Pemilu 2014. "Tidak bisa terus menerus seperti itu. Ini berbahaya," paparnya.

Viva menilai sangat mungkin bagi KPU untuk memverifikasi secara menyeluruh, karena waktu yang diberikan untuk melakukan verifikasi cukup panjang. Disini, jelas Viva, yang dibutuhkan adalah keseriusan dalam melakukan verifikasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement