REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Mahendra Siregar mengatakan Indonesia saat ini memiliki potensi sumber daya manusia (SDM) yang besar hingga 30 tahun ke depan yakni tingginya tingkat usia produktif.
"Indonesia akan memiliki itu (keuntungan usia produktif) sampai 2040. Negara maju sudah masuk aging society di mana penduduk usia 60 tahun mencapai 15 hingga 20 persen, di Jepang saja aging society-nya sudah mendekati 20 persen, Amerika Serikat sekitar 15 sampai 20 persen," kata Mahendra saat membuka Indonesia Financial Exhibition & Forum di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (5/10).
Ia menjelaskan, tingginya angka usia produktif di Indonesia merupakan keunggulan tersendiri diantara negara-negara lain. Hal ini dikarekan angka usia produktif yang tinggi dapat membantu akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional.
Menurutnya, tingkat usia produktif di Indonesia ternyata didominasi oleh penduduk kelas menengah yang jumlahnya sekitar 45 juta orang yang didefinisikan masuk dalam kelompok kelas menengah.
"Penelitian Bank Dunia menyebutkan bahwa sebanyak 55 persen penduduk Indonesia membelanjakan uangnya pada kisaran 2 dolar AS hingga 22 dolar AS per hari. Ada 45 juta orang masuk dalam kelompok kelas menengah, dari 45 juta saja sudah bisa mendorong pertumbuhan diatas enam persen di tengah krisis global, bayangkan jika bisa lebih dari itu," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Armida Salsiah Alisjahbana menilai salah satu faktor pendorong tingginya angka pertumbuhan nasional adalah kekuatan tenaga kerja muda produktif yang diharapkan mampu berperan dalam perkembangan pereknomian nasional.
Menurut Armida, penduduk usia muda dan produktif yang berusia 15-25 tahun membuka peluang Indonesia dapat lebih tinggi lagi menggenjot tingkat pertumbuhan ekonomi. Pengembangan SDM termasuk satu dari tiga pilar yang akan dikembangkan dalam Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011 - 2025. "Berikutnya harus bagaimana meningkatkan daya saing SDM kita," tegasnya.
Meskipun tingginya pertumbuhan ekonomi belum sejalan dengan tingginya penyerapan tenaga kerja, Armida optimistis jumlah penduduk berusia produktif termasuk salah satu peluang investasi Indonesia di masa depan.
"Untuk itu, besarnya jumlah penduduk tersebut perlu disesuaikan dengan permintaan, SDM harus berkontribusi, maka sekarang disusun MP3EI yang memberi kesempatan kerja, dan kita sudah siapkan 20 persen untuk pengembangan SDM," katanya.