REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Meski sudah enam tahun menjalankan program Pasti Pas, ternyata masih banyak SPBU Pertamina yang belum terjamah program ini. Bahkan perusahaan itu mencatat setidaknya ada 1300 SPBU yang tergolong non Pasti Pas.
"Itu rata-rata diseluruh Indonesia," kata Assistant Manager Service Improvement Pertamina Rama Suhut Sinaga, Jumat (5/10). Ia menuturkan SPBU tersebut tersebar di sejumlah kota besar di Tanah Air.
Namun ia menegaskan angka ini masih lebih rendah dibanding SPBU yang berlabel Pasti Pas. Pertamina mencatat ada 3664 SPBU yang telah memperoleh sertifikasi ini.
Meski demikian, sayangnya Pertamina mengaku tak memiliki target kapan semua SPBU non Pasti Pas ini akan naik tingkat. Masalahnya, hal ini sangat bergantung dengan margin (keuntungan) yang berani dipatok SPBU sendiri.
Jika ingin menjadi SPBU Pasti Pas, manajemen SPBU harus berani mematok margin 50 sampai 70 persen dari margin terendah SPBU yang sudah ditetapkan Pertamina. "Kalau mereka bisa di atas itu, kita pasti akan beri label ini," katanya.
Mereka juga wajib diperiksa auditor independen untuk menentukan kelayakan SPBU. Program Pasti Pas sesuai dengan kegiatan Pertamina Way yang dijalankan Pertamina. Program ini dilakukan guna meningkatkan kualitas pelayanan dalam bisnis ritel.
Jaminan takaran bensin yang diisi menjadi salah satu faktor penentu Pasti Pas. Untuk satu liter toleransi kesalahan sekitar 30 ml.