REPUBLIKA.CO.ID, BAKAUHENI, LAMPUNG SELATAN -- Tim SAR gabungan menerima laporan 43 orang hilang dalam peristiwa tenggelamnya KMP Bahuga Jaya di perairan Selat Sunda, Rabu (26/9) lalu.
Koordinator Tim SAR di Pelabuhan Bakauheni Lampung, Saidar R Jaya, mengatakan jumlah itu berasal dari 26 orang warga yang melapor ke Posko Tim SAR Bakauheni.
Untuk itu, ia mengatakan, Senin (1/10) pagi ini tim akan melanjutkan penyelaman untuk mencari korban yang diperkirakan masih terjebak di bangkai kapal feri itu.
Jumlah laporan ini berbeda dengan data yang dikeluarkan Posko PT ASDP yang hanya enam orang. Terkait perbedaan laporan pengaduan itu, ia menyatakan, kedua data akan dicocokkan.
KMP Bahuga Jaya mengangkut 213 penumpang, dan sejauh ini baru tujuh orang penumpangnya dipastikan meninggal. KMP Bahuga Jaya berangkat dari dermaga II Merak menuju Pelabuhan Bakauheni, Lampung, pada Rabu dini hari pekan lalu.
Setelah berlayar 1,5 jam atau sekitar pukul 04.40 WIB, KMP Bahuga Jaya melintasi Pulai Sangiang dan bertemu dengan kapal tanker Norgas Cathinka (NGC) berbendera Singapura dari arah selatan Samudra Indonesia menuju utara Laut Jawa.
Saat mengetahui keberadaan kapal tanker itu, nakhoda KMP Bahuga Jaya berusaha menghindari kapal tersebut, dengan memutar haluan ke arah kiri untuk memberi jalan kepada tanker NGC.
"Ternyata Tanker NGC juga memutar haluan ke kanan, mungkin dengan tujuan memberi jalan kepada KMP Bahuga Jaya, hingga akhirnya NGC menabrak lambung kanan KMP Bahuga," kata Kabid Humas Polda Lampung, AKBP Sulistyaningsih.
Setelah tabrakan tersebut, KMP Bahuga Jaya mengalami kemiringan ke arah kiri dan semakin miring karena muatan kapal bergeser ke lambung kiri. Tidak kurang dari 20 menit, kapal feri ("roll on roll off/ro-ro) itu pun tenggelam.