REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengungkapkan, transfer teknologi dalam kerjasama ekonomi antara Indonesia dengan berbagai pihak asing adalah hal yang mudah diucapkan, namun pada kenyataannya sulit diwujudkan.
Hal tersebut dikatakan Presiden Yudhoyono menjawab pertanyaan tentang keuntungan yang bisa dinikmati Indonesia dari pembelian pesawat bernilai miliaran dolar AS oleh Indonesia dari Boeing, termasuk kemungkinan keuntungan dalam hal transfer teknologi dan pengetahuan dari perusahaan raksasa pembuat pesawat Amerika itu.
"'Technology transfer' dari negara yang menguasai teknologi tidak mudah dilakukan," kata Presiden di New York, Jumat, dalam jumpa pers dengan para wartawan Indonesia sebelum bertolak kembali menuju Jakarta.
"Mengapa? Puluhan tahun mereka mengembangkan untuk menguasai suatu teknologi tertentu. Puluhan tahun, dengan sumber daya yang besar, dengan segala yang dia lakukan, tidak begitu saja bisa ditransfer dan dialihkan ke negara lain," tambahnya.
Oleh karena itu, ujarnya, Indonesia lebih mengembangkan kebijakan yang bersifat penelitian dan pengembangan bersama, investasi bersama dan produksi bersama seperti yang dilakukan oleh PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad dan sejumlah industri strategis Indonesia dengan negara-negara asing.
"Itu yang paling baik, akhirnya setelah bersama-sama lima, sepuluh, lima belas tahun, teknologi akan beralih. Itu masuk akal dan mereka juga tidak merasa diambil jerih payahnya selama puluhan tahun untuk mengembangkan teknologi," kata Yudhoyono.
Berkaitan dengan Boeing, ia mengatakan Indonesia berjuang untuk mendapatkan porsi keuntungan dari nilai pembelian miliaran dolar AS.
"Perjuangan kita adalah bisa mendapatkan porsi keuntungan itu untuk bangsa kita, untuk industri strategis kita, untuk komponen dalam negeri kita," ujarnya.
"Kalau bisa dipenuhi akan bagus sekali. Dan itu 'direct benefit' yang kita terima dari kerjasama dengan Boeing," tambahnya.
Pemerintah Indonesia dan pihak Boeing Amerika Serikat pada awal pekan ini menandatangani nota kesepahaman kerjasama bidang industri.