REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Ratusan warga Sukabumi yang tergabung dalam Forum Rakyat Miskin Bersatu berunjuk rasa di Dinas Pendidikan Kota Sukabumi sebagai bentuk aksi keprihatinan tentang maraknya tawuran pelajar khususnya di Sukabumi.
Dengan membawa spanduk dan poster mereka meminta Disdik setempat untuk menindak tegas kepada sekolah-sekolah yang pelajarnya sering terlibat tawuran pelajar, karena tawuran ini tidak hanya merugikan pelajar itu sendiri juga merugikan orang lain.
"Kami meminta kepada disdik agar bisa menindak tegas kepada para sekolah yang tidak bisa mengatur pelajarnya untuk tidak melakukan tawuran lagi," kata Ketua FRMB Sukabumi, Tatan Kustandi dalam orasinya, Jumat (28/9).
Menurut Tatan, tawuran pelajar di Sukabumi sudah sangat kritis, karena hampir setiap hari selalu terjadi tawuran bahkan, pelajar yang seharusnya membawa buku dan alat tulis, tetapi saat ini mereka membawa senjata tajam dengan alasan untuk melindungi diri.
Melihat kondisi yang seperti ini, pengunjuk rasa menilai disdik kurang tegas dalam melakukan pembinaan kepada sekolah yang pelajarnya selalu terlibat tawuran. "Seharusnya disdik memberikan sanksi tegas, kepada sekolah tersebut karena tawuran pelajar ini sudah mengakar, jika tidak diputus rantai tawurannya sampai kapan tawuran pelajar akan berakhir," tambahnya.
Belum lama ini juga terjadi tawuran antar pelajar yang menyebabkan jatuhnya korban, seperti pelajar SMK yang dibacok di bagian kepala dan pelipis matanya. Selain itu, polisi juga kerap melakukan razia dan menangkap belasan sampai puluhan pelajar yang akan tawuran, dari tangan pelajar polisi juga mengamankan puluhan senjata tajam.
Usai berorasi, ratusan pengunjuk rasa yang kebanyakan ibu rumah tangga ini membubarkan diri dengan tertib di bawah kawala puluhan petugas kepolisian dari Polres Sukabumi Kota.