REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan belum diperlukan pengawasan di bandara dan pelabuhan serta tempat penumpang lainnya untuk antisipasi menularnya virus corona baru yang menimbulkan penyakit dengan gejala mirip SARS.
"Untuk sementara menurut WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) belum butuh (pengawasan di bandara). Kelihatannya belum (mengkhawatirkan)," kata Menkes menjawab pertanyaan wartawan di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, Kamis.
Salah satu gejala penyakit "Severe acute respiratory syndrome" (SARS) yang mewabah pada 2002-2003 adalah panas tinggi di atas 38 derajat Celcius, sehingga waktu itu dilakukan pengawasan kepada para penumpang yang memiliki panas tubuh tinggi sebagai langkah antisipasi.
Namun bagi virus corona yang baru dilaporkan WHO pada Minggu (23/9) lalu, Menkes mengaku belum ada imbauan untuk pengawasan ketat termasuk pemeriksaan suhu tubuh karena virus baru tersebut tidak menunjukkan gejala terjadinya wabah.
Satu orang tewas akibat virus corona baru yang untuk sementara diberi nama "London1_novel CoV 2012" dan satu orang sedang dirawat di rumah sakit di Inggris namun WHO menyatakan belum ada penambahan korban baru yang dilaporkan dari berbagai negara.
Sementara itu, meskipun asal virus corona baru tersebut belum diketahui secara pasti, kedua korban melakukan kunjungan ke negara Arab Saudi sebelum terjangkit virus tersebut sehingga diduga Arab Saudi menjadi asal virus tersebut.
Hal itu menjadi kekhawatiran tersendiri karena saat ini sedang dilaksanakan musim ibadah haji di mana jutaan calon haji sedang berkumpul di Arab Saudi, termasuk dari Indonesia.
Menkes mengatakan tim kesehatan haji belum diminta untuk melakukan tindakan khusus terkait dengan penemuan virus baru tersebut namun langkah-langkah persiapan telah mulai dilakukan.
"Tindakan khusus dianggap belum perlu, tapi untuk kesiagaan, kita sudah meminta kepada seluruh tenaga kesehatan dan petugas haji kita untuk menghindari tempat ramai atau memakai masker jika berada ditempat ramai karena penularannya lewat udara," ujar Nafsiah.
Selain itu, Menkes telah meminta untuk dilakukan observasi khusus kepada jamaah yang menderita demam tinggi, terutama yang memiliki temperatur diatas 38 derajat Celcius dan dilakukan rujukan ke rumah sakit setempat jika diperlukan.
"Sementara untuk pencegahannya, karena ini virus, maka sebenarnya pencegahannya adalah dengan menjaga daya tahan tubuh yang kuat," kata Menkes.
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama mengatakan belum ada laporan jamaah haji dari Indonesia maupun negara lain yang terkena infeksi virus corona baru itu.
Meskipun demikian, Kementerian Kesehatan disebut Tjandra telah meningkatkan surveilans kewaspadaan jamaah haji yang datang di bandara, termasuk jamaah sakit yang berkunjung ke poli kesehatan Indonesia di bandara Arab Saudi atau Poli Octagon.
"Kita juga berkoordinasi dengan tim penerangan Kementerian Agama, dengan pemberian pesan-pesan kesehatan terkait kasus ini maupun tips kesehatan selama musim haji," kata Tjandra.
Tenaga kesehatan haji juga telah diminta untuk selalu mengamati perkembang kasus virus corona tersebut melalui internet, media lokal setempat dan mengikuti arahan dari Kementerian Kesehatan di Jakarta dan dokter kloter juga telah diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kesehatan anggota kloternya terutama untuk gejala sakit yang mirip dengan kasus virus corona.