REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG – Kapal feri (roll on roll off/roro) yang mengangkut penumpang dan kendaraan, bertabrakan dengan kapal tanker di perairan Selat Sunda, sekitar empat mil dari Pelabuhan Bakauheni, Lampung, Rabu (26/9) dini hari. Dikabarkan, lima orang meninggal, dan ratusan penumpang lainnya masih dalam evakuasi petugas.
Manajer Operasional PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry (IF) Bakauheni Lampung, Heru Purwanto, dikonfirmasi Republika di Bakauheni, Lampung Selatan, Rabu (26/9), mengatakan petugas masih mengevakuasi korban tabrakan kapal roro dan tanker, yang berangkat dari Pelabuhan Bakauheni. “Untuk sementara korban meninggal sebanyak lima orang, saat sedang dilakukan evakuasi,” kata Heru.
Ia mengatakan sejumlah petugas masih melakukan penyisiran perairan Selat Sunda untuk mengetahui korban lainnya yang masih berada di laut. Sedangkan penumpang yang ada di dalam kapal berangsur-angsur dilakukan evakuasi ke Pelabuhan Bakauheni. Heru belum bisa menyebutkan sebab-sebab kejadian dikarenakan cuaca buruk atau kesalahan manusia (human error).
Keterangan yang diperoleh Republika, Rabu pagi, kapal berpenumpang ribuan orang dan kendaraan ini bernama Bahuga Jaya, bertolak dari dermaga Pelabuhan Bakauheni sekitar pukul 2.00 WIB dini hari menuju Pelabuhan Merak, Banten. Sekitar empat mil dari dermaga, kapal roro tersebut bertabrakan dengan kapal tanker,yang belum diketahui muatannya. Tabrakan tak dapat dihindari karena angin begitu kencang.
Petugas ASDP dan Adpel Pelabuhan Bakauheni, masih melakukan pengevakuasian korban dan penumpang yang selamat. Penumpang yang meninggal sudah diketahui berjumlah lima orang, belum diketahui identitasnya. “Semua korban meninggal masih diidentifikasi, belum tahu identitasnya,” kata Heru.
Ia menjelaskan saat ini petugas masih melakukan proses evakuasi penumpang yang selamat untuk dibawa ke tempat yang aman. Data mengenai manifest kapal roro Bahuga Jaya belum bisa diekspos ke publik, namun pada saat berangkat kondisi kapal normal, namun angin kencang di perairan Selat Sunda sudah terjadi beberapa pekan dalam bulan ini, sehingga banyak kapal yang terseret gelombang tinggi.