REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Meski terjadi perubahan dalam sistem penilaian akreditasi rumah sakit, Rumah Sakit Islam Sultan Agung (RSISA) berusaha mempertahankan akreditasi golongan pertama.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mencapai target itu. Pembentukan panitia hingga pelatihan pun dihelat bagi seluruh pelaku rumah sakit dari direktur hingga cleaning service.
Direktur RSISA, Masyhudi AM menuturkan, pihaknya melakukan persiapan khusus dalam menyambut penilaian akreditasi baru tersebut. Meski merasa penilaian lebih sulit, namun RSISA telah siap menyambut para penilai.
Saat ditanya persiapan, Masyhudi mengatakan, RSISA telah melakukan persiapan khusus. Panitia telah dibentuk untuk menyambut akreditasi baru. "Persiapan khusus karena adanya perubahan paradigma (dalam penilaian)," ujarnya.
Tak hanya itu, beragam pelatihan pun mesti dilakukan di seluruh kalangan pekerja di rumah sakit. Pelatihan tersebut pun tak hanya satu jenis, namun beragam sesuai aspek penilaian.
"Contoh kecil salah satu dari 1.048 aspek, cuci tangan sebelum melakukan tindakan. Semua yang terlibat di rumah sakit harus cuci tangan yang benar. Untuk itu kan harus pelatihan. Lalu contoh lain penggunaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan), itu harus bisa digunakan oleh seluruh pekerja dari mulai cleaning service, perawat, semuanya," ujarnya.
Segala Persiapan tersebut diupayakan RSISA untuk tetap mempertahankan akreditasi tinggi. Sebelumnya, RSISA telah meraih penilaian di tingkat tinggi dengan tingkatan 16 bidang. Penilaian akreditasi digelar tiap tiga tahun sekali.