Senin 24 Sep 2012 20:47 WIB

Ababil Rentan Direkrut Jadi Teroris

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Karta Raharja Ucu
Sejumlah warga mengerubuti percikan darah yang telah ditutupi pasir di lokasi baku tembak antara Densus 88 dengan terduga teroris di Jl Veteran, Tipes, Solo, Jumat (31/8) malam.
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Sejumlah warga mengerubuti percikan darah yang telah ditutupi pasir di lokasi baku tembak antara Densus 88 dengan terduga teroris di Jl Veteran, Tipes, Solo, Jumat (31/8) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelompok teroris mulai mencari 'daun muda' sebagai pelaku teror atau biasa disebut 'pengantin'. Indikasi tersebut menyusul beberapa pelaku teror di sejumlah daerah masih berusia belia alias anak baru gede.

Tertangkapnya dua terduga teroris berusia belia di Kalimantan Barat, menjadi sinyalemen ABG labil atau bahasa kerennya 'Ababil', menjadi sasaran empuk para otak pelaku teror menanamkan doktrinnya.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri, Brigadir Jenderal Polisi Boy Rafli Amar mengatakan penyidik Detasemen Khusus 88 Antiteror masih menelusuri lebih lanjut bagaimana proses perekrutan para remaja tersebut. Penyidik juga akan mencari penyebab bagaimana mereka bisa terpengaruh hingga menjadi anggota kelompok pelaku teror. 

"Anak-anak yang masih muda ini dinilai memiliki semangat atau kemampuan yang potensial. Bisa juga mereka diancam agar bergabung. Tapi bukan berarti kelompok ini datang ke sekolah-sekolah untuk merekrut. Saya 'gak' yakin seperti itu," kata Boy, Senin (24/9).

Seorang terduga teroris bernama Anggri Pamungkas (19) ditangkap tim Densus 88 di Desa Bloyang, Kecamatan Belimbing, Kabupaten Melawi, Kalbar, Sabtu (22/9) sekira pukul 18.30 WIB.

Anggri merupakan remaja kelahiran Surakarta, 16 Januari 1994. Ia tinggal di Batikan RT 001 RW 003, Kelurahan Bumi, Kecamatan Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah. Anggri ditangkap saat berada di rumah keluarganya yang bekerja di perkebunan sawit di Kabupaten Melawi. Ia diketahui melarikan diri pusat terjadi ledakan di Beji, Depok, Jabar.

Terduga teroris lain bernama Fajar Novianto (18). Pelajar kelas dua sekolah menengah umum tersebut ditangkap tim Densus 88 di jalan dekat rumahnya di kawasan Purwosari, Laweyan, Solo, Jateng.

Kedua remaja tersebut, menurut Boy, memiliki keterkaitan dengan jaringan Muhammad Toriq (32). Toriq diketahui sebagai pemiliki bom rakitan yang disimpan di rumah orangtuanya di Tambora, Jakarta Barat.

Fajar saat ini telah berada ke Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok. Ia dibawa dengan didampingi kedua orangtuanya.

"Kita berikan kesempatan untuk pendampingan dengan orangtuanya. Kita akan usahakan memberi perlakuan berbeda dari pelaku lainnya karena umurnya," ujar Boy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement