REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagi anda pengguna KRL Commuter Line, bersiaplah merogoh kocek lebih dalam. Terhitung mulai 1 Oktober 2012, PT KAI dilaporkan bakal menaikkan tarif Commuter Line dari semula Rp 6000 menjadi Rp 8000. Artinya, ada kenaikan Rp 2000 per lembar karcisnya dan berlaku untuk semua tujuan.
Rencana menaikkan tarif tersebut, rencanany akan disampaikan langsung oleh manajemen PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ), Senin (24/9), pukul 14.00 WIB.
Pada acara penyampaian kenaikan tarif tersebut, akan hadir sejumlah pejabat di lingkup PT KAI. Di antaranya Direktur Komersul PT KAI Persero, Wimbo Hardjito, Direktur operasional PT KCJ, Apriyono Chresnanto, Direktur Keuangan PT KCJ Tri Handoyo, Direktur Sarana PT KCJ Resman Manurung, Kepala Daops I Jakarta PT KAI, Purnomo Radiq, dan Humas Daops I PT KAI, Mateta Rizalulhaq.
Selama ini, Commuter Line menjadi angkutan massal di Jakarta dan paling digemari penduduk urban. Ribuan pekerja di ibukota namun berdomisili di wilayah seperti Bogor, Tangerang, Bekasi menjadikan Commuter Line angkutan massal favorit.
Yuniati (42 tahun), karyawan sebuah perusahaan swasta yang berdomisili di Bojonggede, Kabupaten Bogor mengatakan, keberadaan Commuter Line sangat membantunya beraktifitas dan menjangkau tempat kerjanya yang berada di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. ''Sangat membantu, cepat dan terjangkau,,'' ujar Yuniati, Ahad malam (23/9).
Menanggapi akan naiknya tarif Commuter Line sebanyak Rp 2000 tersebut, ibu satu putri ini mengaku hanya bisa pasrah menerima keputusan tersebut.
Hanya saja, dia berharap, kenaikan tarif sebaiknya dibarengi dengan kenaikan pelayanan dari pihak PT KCJ. ''Naik gak papalah, yang penting kereta lancar, bersih, penumpang nyaman dalam artian tidak terlalu berdesakan,'' ujar Yuniati.