REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid menegaskan akan menjadikan konsolidasi internal sebagai pekerjaan utamanya. Alasannya, adanya kontroversial yang seolah-olah ada dua faksi di PKS, faksi keadilan dan sejahtera, tak bisa dibiarkan lebih lanjut.
‘’Kita akan menghadirkan sinergi kinerja yang mengkonfirmasi PKS masih seperti dulu. Yaitu, prorakyat, pro-pemberantasan korupsi, pro-politik bermoral, yang bersih, peduli, dan professional,’’ katanya ketika dihubungi, Ahad (23/9).
Ia menjelaskan, penunjukan dirinya sebagai ketua fraksi menggantikan Mustafa Kamal sebagai bentuk penyegaran. Dengan harapan, PKS bisa merealisasikan harapan rakyat dan reformasi. Sehingga dapat membuktikan ke masyarakat kalau anggota parlemen tak semuanya buruk seperti yang dianggap masyarakat belakangan ini.
‘’Seolah-olah yang ada hanya membolos, menyalahgunakan wewenang, jalan-jalan ke luar negeri. Itu akan kembali kita koreksi,’’ papar anggota Komisi I DPR tersebut.
Selama ini, tambah dia, PKS selalu hadir untuk melakukan kerja parlemen. Khususnya menghadirkan regulasi yang sejalan dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat.
Salah satu fokusnya yaitu, komitmen untuk menegakan pemberantasan korupsi. ‘’Secara prinsip tidak ada anggota PKS yang diperkarakan dan dipenjarakan KPK. Untuk kasus Misbakun, itu sudah dibersihkan namanya,’’ ujar mantan Ketua MPR tersebut.