Selasa 18 Sep 2012 21:28 WIB

Tes Urine sebagai 'Shock Therapy'

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Chairul Akhmad
Dua petugas kepolisian memeriksa hasil tes urine dan kesehatan para sopir bus (ilustrasi).
Foto: Antara/Syaiful Arif
Dua petugas kepolisian memeriksa hasil tes urine dan kesehatan para sopir bus (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA – Ratusan pengguna jalan Tol Cipularang, mengikuti tes urine dan kesehatan. Tes tersebut, sengaja digelar Satuan Lalulintas (Satlantas) Polres Purwakarta yang bekerjasama dengan sejumlah dokter dari Dinas Kesehatan setempat.

Sasaran utama tes ini, yaitu para sopir truk, travel, serta bus. Kapolres Purwakarta, AKBP Bahtiar Ujang Purnama, mengatakan tes urine tersebut dilakukan di Rest Area KM 72 Tol Cipularang, tepatnya di Desa Cigelam, Kecamatan Babakan Cikao.

Selain tes urine, para sopir itu diperiksa kesehatannya. Seperti, tekanan darah dan kadar gula. Bila ada yang darah tinggi atau kadar gulanya tinggi, mereka akan mendapatkan pengobatan secara gratis. Begitu pula sopir yang sehat, mereka akan mendapatkan vitamin secara gratis.

Terkait dengan angka kecelakaan, Bahtiar menyebutkan, sejak Januari hingga pekan pertama September, jumlah kecelakaan mencapai 372 kasus. Dengan korban meninggal dunia, 79 orang, luka berat 117 orang, serta luka ringan 412 orang.

Sedangkan, di 2011 lalu, jumlah kejadian 695 kasus. Korban meninggal dunia 156 orang, luka berat 237 orang, serta luka ringan 934 orang. "Jadi, kecelakaan tahun ini relatif rendah dibanding tahun lalu," jelasnya.

Di tempat sama, salah seorang sopir Travel Cipaganti, Wawan Hermawan (50), warga Kota Bandung, mengatakan upaya yang dilakukan pihak kepolisian sangatlah positif. Bahkan, bisa memotivasi para sopir untuk tetap menjaga kesehatannya.

Apalagi, ada shock therapy untuk tidak mengonsumsi narkoba. "Kalau hasil tes tersebut terbukti pengguna narkoba, maka para sopir ini akan dipenjara," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement