REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Vietnam menyatakan setuju untuk memperpanjang masa penyediaan beras kepada Indonesia mulai 1 Januari 2013 hingga 31 Desember 2017.
Perpanjangan Nota Kesepahaman tentang Perdagangan Beras antara Indonesia dan Vietnam ditandatangani di Jakarta, Selasa, oleh Menteri Perdagangan RI Gita Wirjawan dan Menteri Industri dan Perdagangan Vietnam Vu Huy Hoang.
"Nota Kesepahaman tentang Perdagangan Beras antara kedua negara ini intinya adalah adanya komitmen Pemerintah Vietnam untuk memperpanjang masa penyediaan beras kepada Indonesia dari 1 Januari 2013 hingga 31 Desember 2017," kata Mendag Gita Wirjawan.
Menurut dia, hal itu dilakukan untuk mengantisipasi apabila sewaktu-waktu Indonesia memerlukan beras dalam rangka memenuhi cadangan beras nasional dengan mempertimbangkan kondisi pasokan, kebutuhan, produksi di kedua negara dan tingkat harga beras internasional.
"Dengan ditandatanganinya nota kesepahaman ini diharapkan dapat mendukung program ketahanan pangan nasional," katanya.
Penandatanganan nota kesepahaman serupa telah dilakukan Indonesia dengan beberapa negara produsen beras di ASEAN antara lain dengan Kamboja dan Thailand. Gita menegaskan, hal itu semata dimaksudkan untuk menyediakan alternatif cadangan beras bagi Indonesia dikala Indonesia memerlukan.
Lebih lanjut, Mendag mengatakan penandatanganan nota kesepahaman dilakukan untuk mengurangi ketergantungan pasokan beras dari satu negara.
"Dengan demikian, apabila Indonesia terpaksa harus melakukan impor beras, dapat mengimpor dari negara yang memberikan penawaran harga yang lebih murah dengan kualitas yang cukup baik," katanya.
Ia menegaskan bahwa instrumen impor akan menjadi opsi terakhir yang dilakukan untuk menjaga stabilitas harga di dalam negeri agar masyarakat berpenghasilan rendah dapat memenuhi kebutuhan beras dengan harga yang tetap bisa terjangkau tanpa merugikan petani Indonesia.
Pihaknya mencatat pertumbuhan total perdagangan antara Indonesia dan Vietnam tercatat tumbuh positif dengan tren sebesar 18 persen selama periode 2007-2011 dan mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam tiga tahun terakhir yakni dari USD 2,11 miliar pada 2009 menjadi USD 4,7 miliar tahun 2011.
Ikuti Whatsapp Channel Republika