REPUBLIKA.CO.ID, GIANYAR - Sebanyak 240 pedagang menolak meninggalkan Pasar Ubud untuk pindah ke Pasar Singa Kertha, Kabupaten Gianyar, Bali.
"Kami masih ingin berjualan di Pasar Ubud karena masa sewa kios kami belum berakhir," kata I Made Karsa, pedagang seni ukir di Pasar Ubud, Ahad (16/9). Apalagi dia tidak mendapatkan jaminan bahwa kondisi di Pasar Singa Kertha jauh lebih ramai dibandingkan tempat berjualannya saat ini.
Hal itu pula yang mengakibatkan Pasar Singa Kertha sepi. "Tidak ada pedagang. Mana mungkin bisa ramai," kata Made Badra, pengunjung Pasar Singa Kertha.
Sepinya Pasar Singa Kertha disebabkan oleh belum tersedianya jalan menuju pasar. "Lebih baik tetap berdagang di Pasar Ubud daripada di Pasar Singa Kertha yang sepi," kata Made Karsa menambahkan.
Berdasarkan data Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Gianyar, jumlah pedagang di Pasar Ubud yang menolak pindah sekitar 240 orang.
"Mereka lebih memilih berjualan di emperan toko dan depan pasar sehingga jalan di Ubud makin macet," kata Kepala Dispenda Kabupaten Gianyar Gusti Dewi Hariani.
Pihaknya bersama Satuan Polisi Pamong Praja setempat terus mengimbau pedagang di Pasar Ubud untuk menempati kios di Pasar Singa Kertha.