REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK - Sekjen Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Idris Abdul Shomad menegaskan penerapan sertifikasi ulama jangan dikaitkan dengan maraknya aksi terorisme. "Kalau dikaitkan dengan aksi terorisme maka sama saja dengan pelecehan dengan ulama," kata Idris Abdul Shomad di Depok, Jumat (14/9).
Menurut dia jika sertifkasi ulama diterapkan dengan ulama untuk meredam terorisme tentunya merupakan fitnah karena seakan-akan biang keladi terorisme adalah ulama. Padahal, lanjut dia, antara terorisme dengan ulama tidak ada hubungannya sama sekali. "Jadi jangan dikait-kaitkan," tegasnya.
Namun, kata dia, jika sertifikasi ulama dengan dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan ulama tersebut maka hal tersebut masih bisa dibenarkan. "Kalau meningkatkan kualitas dan kesejahteraan maka silakan saja," ujarnya.
Ia mengatakan bahwa di Kementrian Agama ada sertifikasi penyuluhan ulama yang disesuaikan dengan kapasitasnya, yakni ada yang pertama, madya dan purna. Ini berpengaruh terhadap gaji mereka dan ini merupakan hal positif.
Idris mengatakan seorang ulama di Arab Saudi juga mendapatkan fasilitas dan gaji layaknya seorang meteri di Indonesia. Jadi keberadaan ulama memang benar-benar dihargai.