Kamis 13 Sep 2012 19:44 WIB

Bayi Kembar Siam Dempet Jantung Urung Dipisahkan

Rep: neni ridarineni/ Red: Taufik Rachman
Bayi kembar Siam
Foto: antara
Bayi kembar Siam

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA - Kirani dan Kirana  merupakan bayi kembar siam dempet jantung (Thoracicimphalophagus Conjoined  Twin yang lahir 28 Desember 2011 tidak akan dipisahkan.  Sampai saat ini bayi tersebut masih dirawat di RSUP Dr Sardjito dan dalam kondisi membaik.

''Persiapan proses pemisahan sudah maksimal, tetapi tidak bisa dipisahkan. Bahkan kami sudah melakukan second opinion ke para ahli di RS Jantung Harapan Kita dan RSCM Jakarta dan hasilnya bayi kembar siam ini tidak bisa dioperasi dan tidak ada tindak lanjut pemisahan,''kata Direktur Utama RSUP Dr Sardjito dr Muhammad Syafak Hanung, SpA dalam jumpa pers, di RSUP Dr Sardjito, Kamis (13/9).

Menurut Konsultan Jantung Anak dr Sasmito Nugroho, SpA (K), ada tiga hal yang menjadi alasan bayi kembar siam ini tidak bisa dipisahkan yakni:   Pertama, satu serambi untuk satu orang darah kotor dan bersih.

Kedua,biliknya menggabung satu dan ada tiga lubang besar, tidak bisa menambal, karena fungsinya untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Ketiga, Pembuluh darah ke paru-paru yang satu buntu dan satunya sempit.

''Intern  di dalam RSUP Dr Sardjito memutuskan bahwa bayi kembar siam ini tidak bisa dilakukan koreksi. Sehingga harus dilakukan second opinion, dan ketika kami kirimkan hasil pemeriksaan ke   RS Jantung Harapan Kita  Jakarta dan RSCM Jakarta, para ahli di sana juga menyatakan   tidak mungkin dipisahkan,''jelas dia.

Konsultan Intensive Anak dr Nurnaningsih, SpA(K) mengatakan saat ini keadaan Kirani dan Kirana  stabil,  sudah bisa diajak berkomunikasi, bersalaman, bercanda, tersenyum.''Bayi ini  aktif sehingga diperlukan pengawasan, karena mereka sudah bisa saling memegang, senang memasukkan jari ke mulut sehingga semuanya harus serba bersih,

Secara prinsip kedua anak ini tidak memerlukan perawatan medis intensif dan sudah bisa dirawat di rumah. Tetapi karena orangtua harus berlatih merawat, maka akan dipindah  ke bangsal anak Melati supaya orangtua bisa berlatih dulu bagaimana cara merawat, memandikan bayi, dan lain-lain, ungkap dia.

Menurut Syafak, biaya untuk perawatan sampai hari Kamis (13/9) sebesar Rp 183.433.581. Namun sekitar Rp 164 juta ditanggung Askes dan sekitar Rp 18,5 juta ditanggung keluarga.

Menurut Ketua Tim Medis yang menangani  bayi kembar siam Kirani dan Kirana dr Setya Wandito, SpA (K),  bayi tersebut anak kedua dari pasangan Wisnu dan Yetty Ratna dari Banteng Mati, Karang Pandak Grobogan Jawa Tengah.

Setelah diketahui janin kembar siam dempet di bagian perut, kelahirannya dilakukan secara caecar.  Saat lahir, kondisi pada saat lahir lemah, ada gangguan nafas, gerak kecil, berat kedua  3968 gram dan  termasuk BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah). Tindakan pertama stabilisasi, pemeriksaan penunjang dirontgen, Echo Cardiografi, USG perut, pemeriksaan darah dan diketahui jantungnya dempet.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement