Kamis 13 Sep 2012 13:46 WIB

Warga Batam Tewas Ditembak Polisi Malaysia?

Penembakan ilustrasi
Penembakan ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM---Pemerintah Kota Batam memastikan kebenaran warga Batam yang kabarnya tewas ditembak polisi Malaysia. "Kami akan pastikan dulu, saya akan panggil camat dan lainnya," kata Wakil Wali Kota Batam, Rudi, di Batam, Kamis.

Ia mengatakan, belum mengetahui kabar itu secara rinci dan pasti. Wakil Wali Kota mengatakan, pihaknya akan langsung menghubungi Wali Kota untuk dapat membuat kebijakan sesegera mungkin.

Yang pasti, kata dia, pemerintah kota hanya bisa memberikan bantuan dalam bidang sosial, karena masalah hukum merupakan wewenang aparat kepolisian. Pemerintah kota, kata dia, tidak bisa berbuat banyak karena kasus itu melibatkan pemerintahan dua negara.

Lima orang warga negara Indonesia (WNI) masing-masing Joni alias M Sin, Osnan, Hamid, Diden, dan Mahno dikabarkan ditembak mati oleh Polisi Diraja Malaysia di Negara Bagian Perak.

Sebelumnya, Devi warga Batam yang merupakan istri Joni, mengatakan mendengar kabar bahwa suaminya bersama empat WNI lain yang bekerja di sebuah perkebunan kawasan Ipoh, Perak, Malaysia ditembak mati oleh polisi pada Jumat (7/9).

"Jumat lalu saya mendengar kabar bahwa suami saya bersama empat orang pekerja perkebunan meninggal. Kabar itu disampaikan oleh istri Mahno yang berada di Malaysia," kata dia.

Walaupun pada Jumat tersebut telah mendengar kabar bahwa Joni (35) meninggal, ia belum yakin suaminya tewas karena ditembak.

"Baru pada Minggu (9/9) lalu kami yakin bahwa suami saya meninggal. Ia ditembak Polisi Diraja Malaysia saat sedang menunggu mobil jemputan karena mereka sudah selesai bekerja. Kami tidak tahu pasti alasannya," kata Devi.

Devi mengatakan, sebelum terjadi penembakan pada Jumat sekitar pukul 11.00 WIB (sekitar pukul 12.00 waktu setempat) masih mendapat pesan singkat (SMS) dari suaminya yang menyatakan sudah selesai bekerja dan sedang menunggu jemputan yang akan mengantarkan para pekerja pulang.

"Sejak saat itu tidak ada kabar lagi, hingga ada kabar dari Malaysia bahwa suami saya meninggal," kata dia.

Devi mengatakan, saat ini jenazah mereka masih berada di Hospital Raja Permaisuri Bainoon, Ipoh. "Saya berharap jenazah suami saya segera dipulangkan apapun kondisinya," Devi berharap.

Harapan serupa juga disampaikan Shanty, istri Osman (37). Wanita dua anak tersebut juga berharap jenazah suaminya segera dipulangkan ke Batam. "Kami harap suami kami segera bisa dipulangkan ke Batam," kata dia dengan nada lirih.

Ia mengatakan, suaminya mulai bekerja di Malaysia pada 2003 dan bekerja di perkebunan yang sama dengan suami Devi.

Shanty mengatakan, empat dari lima korban penembakan merupakan warga negara Indonesia dan tinggal di Batam. "Mereka semua satu tempat kerja," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement