REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penambahan kuota premium sebanyak 4 juta kiloliter diminta jangan disalahgunakan. Oleh karena itu, Menko Perekonomian, Hatta Rajasa, mengungkapkan jangan sampai subsidi melampaui pertumbuhan konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi yang sebenarnya."Jangan sampai subsidi itu melampaui dari pertumbuhan yang sebenarnya sehingga terjadi enyalahgunaan,"ungkap Hatta di kantor menko perekonomian, Jakarta, Kamis (13/9).
Menurutnya, kuota premium memang harus ditambah karena tidak sesuai dengan desain kebutuhan awal yang mencapai 40 juta kilo liter. Dia menjelaskan ketidaktepatan prediksi tersebut karena adanya asumsi kenaikan harga BBM yang akhirnya batal.
Menurutnya, angka pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 6,4 persen pun turut berperan dalam tumbuhnya sektor transportasi. Sehingga, konsumsi BBM menjadi membengkak. Oleh karena itu, Hatta pun meminta agar pengendalian dan penghematan konsumsi premium terus dilakukan untuk mencegah kejadian yang sama berulang.
Pemerintah akan mengajukan proposal untuk penambahan kuota premium bagi warga Jakarta yang akan habis pada September ini.